Halaman

Kamis, 03 November 2016

Menteri Jonan: BPH Migas Perlu Diperkuat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan bahwa keberadaan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) perlu diperkuat. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya ke BPH Migas pada Kamis (3/11).
"Setelah berdiskusi dengan Bapak-Bapak ini (Komite BPH Migas), saya merasa tugas BPH Migas ini memang penting. Terlebih akan ada upaya BBM satu harga," Ungkap Jonan saat memberikan pengarahan kepada seluruh staf BPH Migas. Jonan mengatakan bahwa karirnya selama dua puluh satu bulan menjabat sebagai Menteri Perhubungan memberikannya wawasan tentang proses distribusi migas di Indonesia yang memang tidak mudah.
Saat ditanya tentang RUU Migas yang hasilnya nanti akan berkaitan dengan keberadaan BPH Migas, Jonan berjanji akan berupaya untuk mempertahankan badan tersebut. "RUU itu kan nanti DPR, kita nggak tahu. Tapi saya akan usahakan yang terbaik." Papar Jonan.
Sejak menjabat sebagai Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengagendakan untuk berkunjung ke unit-unit eselon I di bawah kementerian yang dipimpinnya untuk beramah tamah dan memberikan arahan.
Kunjungannya ke BPH Migas diawali dengan rapat terbatas dengan Kepala BPH Migas dan Para Komite dan dilanjutkan dengan pemberian pengarahan kepada seluruh staf BPH Migas.

3 Hal Penting Jadi Pemimpin

Satu hal paling penting yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan memberi contoh. Hal itu disampaikan oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan.

"Yang lain-lain boleh nggak punya, tapi ini harus. Jadi pemimpin harus bisa jadi teladan,"ungkap Jonan pada saat memberikan pengarahan kepada seluruh staf BPH Migas di Gedung BPH Migas.

Hal penting lainnya yang juga perlu dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan untuk bertanya dan menyuruh. "Kan yang ngerjakan nanti orang lain, kalo ngga bisa itu, nanti gimana bisa tahu pekerjaan seperti apa," paparnya.

Jonan menuturkan bahwa menjadi pemimpin tidak ada alasan untuk tidak tahu atas segala hal yang berada di bawah tanggung jawabnya. Maka wajib bagi pemimpin untuk punya kemampuan bertanya dan menyuruh dengan cara yang cerdas supaya tidak menimbulkan tekanan bagi orang lain.

"Kadang orang mau tanya kan sungkan ya. Misal ada perempuan, kita mau tanya sudah punya suami atau belum, kan nggak enak kalau tanya langsung begitu, nanti tersinggung. Coba tanya, suaminya dines dimana mbak? Oh saya blm punya suami pak. Kan lebih enak," kelakar Jonan memberi contoh yang kemudian disambut dengan tawa oleh para staf.

Alumnus Universitas Airlangga ini mengaku tidak pernah mencatat semasa kuliah, namun selalu mendapat nilai yang baik karena bermodal catatan teman. Tanpa memandang sebelah mata orang-orang yang rajin dan tekun, Jonan ingin menunjukkan bahwa setiap orang punya cara masing-masing untuk mencapai tujuannya. "Yang penting kita melakukannya dengan akal sehat," pesannya.

Rabu, 02 November 2016

Bartering a Little Wishes

Sunday morning (30/10) at a dorm of orphans

As i guessed, the girls had a free time to do anything for themselves like washing clothes, ironing, or even take a nap. As I entered the girl's rooms and sat in some space in the corner, the girls greeted me then moved and sat around me immediately.

We discussed their homework for appetizer, then had a fun long chat. They loved to share me anythings about their dorm, school, teacher, and their hobbies. 

"Do you like novel?" Icha asked me then told me how they love to read novel but only have few of it given from visitors. They often borrow novel from their schoolmate or school library.

I said I read some, but i don't have much. "I have a novel in my room if you want to read, but written in English," I offered.

Yahh.. I heard girls muttered. "Don't you have the common novel in bahasa?" Linda wished. She told me they rarely get books that meets their desire. "Look, we actually have a few books but no one read them," Linda said while pointed to a desk. She took one of the book and showed it to me. She showed me a novel written in English by Michael Scott, The Magician. "We also have a novel written in English, but we don't read it because we don't understand. We even don't know what this novel about." Linda explained the book she brought.

"Hmm, it seems a great fantasy novel," i said while taking the book. I actually don't really know about that novel. But read it in glance i got what this book probably about. "This book is really good for learning English." Still hold and open some pages, i said that this book must have a great story just like another Harry Potter, my favorite novel.

"Ya, but we don't understand," Icha said. "You can have it if you like," she then offered me. 

"Yaa, it would be more useful if you read it than just stay on our desk," Linda added. Then others girls followed saying yaa indicated there's no objection at all. 

I gave a little smile, but actually I felt so pleased. This kind of novel was just my cup of tea. I ever though what else i can read after finished the latest novel of Harry Potter. I need another fantasy literature, but have no idea.

"Well, so what novel you love to read actually?" I asked them switching the topic.

"I love Tere Liye's," Icha mumbled with a dreaming expression while clapped her hand in front her chest. And her sound followed by other girls that in line with her.

"Tere Liye? You love his books?" 

"Yaa! I'd read some and i love it," Icha answered enthusiastically. "Tentang Kamu is the latest novel. But I still wait the school to have it so I can borrow."

Surprisingly, the other girl love that novel too, and they shared me the story about Tere Liye's novel they already read. Thought it would be good if they completed their desk with a novel the love.


***

You don't care, unless you're really there - Rene Suharsono

@dwilestarin / @kusdwilestarin

Senin, 29 Agustus 2016

Indonesia di Balik Lukisan Istana

Ini bukan poster biasa, tetapi lukisan yang sangat bagus.

Kutipan itu adalah ucapan mantan Presiden Sukarno atas lukisan Affandi yang dibuat di medan pertempuran Karawang - Bekasi tahun 1946. Lukisan berjudul Laskar Rakyat Mengatur Siasat I ini dibuat Affandi sebagai poster penyemangat untuk rakyat yang sedang berjuang kala itu. Bertuliskan "Tetap Merdeka" Affandi seolah ingin menunjukkan kontribusinya untuk perjuangan Indonesia melalui apa yang dia bisa. Lukisan itu kemudian diminta oleh Sukarno dan menjadi koleksi istana presiden di Yogyakarta.

Di balik goresan yang indah secara visual, lukisan istana ternyata menyimpan pengalaman heroik dari Sang Seniman. Pada masa perang paska kemerdekaan, Affandi dan kawan-kawan melibatkan diri di medan pertempuran dan melukis secara langsung suasana di lapangan. Inilah mungkin, yang menjadikan lukisan - lukisan para pelukis legendaris itu menjadi demikian berharga.

Persembahan Istana
Koleksi istana karya Affandi dan seniman-seniman legendaris lain yang menyimpan beragam nilai nasionalisme dipamerkan pada Pameran bertajuk 17:71, Goresan Juang Kemerdekaan. Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia pada tanggal 1 - 30 Agustus 2016 ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 71 tahun Indonesia merdeka. Pameran ini menampilkan 28 lukisan dari 20 pelukis ternama tanah air, ditambah 1 lukisan Sukarno.

Selain sebagai ajang apresiasi seni dari istana negara, pameran ini juga mampu menjadi ajang edukasi bagi masyarakat umum. Generasi muda sekarang mungkin tak banyak yang tahu tentang karya-karya maestro seni Indonesia. Untuk itu, tak hanya sekedar memamerkan karya, pihak penyelenggara juga mengadakan tur galeri bersama kurator dan jurnalis seni di akhir pekan. Pengunjung didampingi dan diberi wawasan seputar karya-karya koleksi istana yang bernilai tinggi.

Tak Lepas dari Yogyakarta
Hal menarik lain tentang fakta sejarah yang dapat ditemukan dalam pameran ini adalah keeratan masa perjuangan Bangsa Indonesia dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak kurang 8 dari 28 lukisan yang dipamerkan bersentuhan dengan kota gudeg ini. Narasi-narasi yang mengulas cerita dan sejarah karya seni mengetengahkan Yogyakarta sebagai kota perjuangan yang istimewa. Selain memang sempat menjadi ibukota negara di masa kekacauan paska kemerdekaan, Yogyakarta adalah asal muasal pelukis maestro tanah air. Di Yogyakarta pula, organisasi Seniman Muda Indonesia berawal dan sering mendapat kunjungan dari Sukarno.

Biografi II Malioboro karya Harijadi Sumadjijaja adalah salah satu karya yang membawa Yogyakarta dalam judul dan tema lukisan. Malioboro diusung sebagai representatif kompleksitas yang dapat ditemui di Yogyakarta. Dalam lukisannya yang bergaya surealistik, kawasan tenar ini tergambar sangat sibuk dengan perpaduan beragam aktivitas di dalamnya.

@dwilestarin / kusdwilestarin

Sabtu, 07 Mei 2016

Jadi Guru Sehari di Kelas Inspirasi

Bersamaan dengan hari Pendidikan Nasional, Senin, 2 Mei 2016, ada ratusan sekolah dasar di Ibukota yang kedatangan guru-guru baru. Mereka adalah pengajar sukarela yang terdiri dari beragam profesi untuk mengajar anak-anak SD melalui program Kelas Inspirasi. Di program ini, para profesional dari berbagai bidang ditantang untuk mengajar anak-anak sekolah dasar tentang profesi masing-masing. Tujuannya supaya anak-anak tersebut nantinya terinspirasi sehingga punya mimpi yang tinggi dan cita-cita yang luas.

SDN 16 Pagi kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta adalah salah satu sekolah dasar yang mendapat pengalaman baru itu. Sebanyak 18 relawan dari beragam latar belakang profesi menggantikan para guru untuk mengajar disana. Antusiasme sekolah sangat besar di hari yang tak biasa itu. Para siswa menyambut relawan ini dengan penampilan marching band di akhir upacara bendera.

Proses mengajar berjalan layaknya jam pelajaran sekolah biasanya. Hanya saja murid-murid yang biasanya bertatapan dengan satu guru yang sama untuk keseluruhan jam pelajaran, hari itu bertemu dengan guru yang berbeda-beda. Setiap guru tentunya membawakan materi yang beragam sesuai dengan latar belakang pekerjaan masing-masing.

Satu hal yang menantang dalam kegiatan ini adalah bagaimana menyampaikan materi terkait profesi kepada murid-murid yang mudah dicerna. Terlebih, jika bidang yang ditekuni masih cukup asing bagi anak-anak. Salah satu profesi relawan yang turut mengajar adalah analis distribusi migas. Menyampaikan materi terkait migas perlu pendekatan dari hal-hal yang dekat dengan lingkungan para murid supaya memudahkan mereka memahami apa yang disampaikan. Materi disampaikan melalui foto, gambar, dan permainan-perminan edukatif. Alhasil, anak-anak lebih mudah dalam menangkap materi yang diberikan dan tidak bosan.

Menjajal mengajar murid-murid sekolah dasar di kelas tentunya memberikan pengalaman dan nilai baru bagi para relawan yang berpartisipasi. Mereka yang tujuan awalnya menginspirasi, justru pada akhirnya lebih banyak terinspirasi atas kegiatan ini.

@dwilestarin

Sabtu, 09 April 2016

A Night at The Orphanage

It was friday evening when i came to one of orphanage in South Jakarta. It's not my first time came there, but i usually i come at Saturday morning to give additional lesson for the teens. At that day, i specially came just to follow their activity after school.

Evening activity
We did maghrib prayer together in mosque. After had some dhikr, i followed them to read Al-Mulk as their habit every friday.  The teens read it so well and fast. It took only few minutes to finish 30 verses. If i do it my self, it probably need some longer time.

After finished reading Quran, we had a supper while listened to the Ustadz's advices. When we did eating, Linda, one of the teens, asked me for the additional lesson for the following morning. "Iya, besok aku kesini lagi kaya biasa," i said.

"Kenapa nggak nginap disini aja, Kak? Tidur bareng-bareng sama kita!" Linda begged me to stay. Wow, it never cross in my head, but it sounds fun. Since i didn't have anything else to do, i nod to her. "But asked to your Ustadz first if i am allowed," i said. She then ran asked her Ustadz and he said yes.

I then continued following their next activity after Isya to watch movie. We watched Final Destination until 10 pm. After that, we moved to the girls dorm to have a sleep.

At the Girls Dorm
I have ever seen girl's dorm before. There's only two rooms for the girls in the 2nd floor. Each room consist of about ten persons or more. Each room provided by two bathrooms in the corner and some small cupboards around the wall. Eight beds lined on the floor for sleep. "Disini, Kak. Kakak tidur sama aku," Linda show me one bed facing the fan. Unlike another naked bed, my bed already covered by a sheath and pillow. What a kind girl.

It's already 11 pm and the girls still had a chat. They talked with Sunda's language so i don't understand what they talked about. I just listened to them. I was sleepy.

"Panas ya Kak?" Another girl asked me. She looked worry if i wasn't comfort. "Nggak kok, sama aja kaya di kosanku," i said little bit lying. It was very hot, indeed. I just couldn't imagine how can i sleep with this heat. I started sweating.

Can't sleep
Almost 12 pm and they're still awake. "Kalian jam segini belum tidur, biasanya tidur jam berapa?" I asked.
"Kita mah malem tidurnya, ngobrol dulu. Nanti jam 3 udah bangun lagi, tahajud," Linda answered. Wow, how can they make it? I talked to my head.

When we still had a chat, there's a rat passed in front of us. "Oiya Kak, disini banyak tikus. Tikusnya besar-besar," Icha informed me. They then talked about the rat living in their rooms. "Kadang suka gigitin kaki aku kalau tidur," Linda said and laugh.

They laugh instead of complain. They even didn't feel annoyed with their condition. They enjoy the rooms, they enjoy the heat, they enjoy their life. What a great soul.

12 pm i started to sleep while the girls still keep talking. I laid my body and closed my eyes, pretended to sleep. 1 am, I still couldn't sleep and still heard them keep talking. I just moved my body from right to left. When i moved to my left side, there's a cat right beside me. Whoaa, so i sleep with the cat and rat around me? Well, these girls have it every night.

I didn't know when i finally slept. At 4.30 am, Linda woke me up for Subuh prayer. I woke up and went to the mosque. After Subuh, we did dhikr and read Al-Waqiah. After that, we back to rooms and continued sleeping.

6.30 am i woke up by my self and found that there was only my bed in the floor. Other beds were already piled up in the corner. The girls already woke up. I saw Nova brought a broom on her hand. I then put my bed to the corner right away so that she can sweep the whole floor.

I really want to take a shower, but didn't bring my towel. I feel really uncomfort with my hair and my clothes. I really want to back home, but i still have to give them additional 'class' as i promised on previous day.

I waited the girls to finish their own activity. Some had a shower, ironing the clothes, swab the floor, etc. At 9 am, as they already finished, I open my notebook and started the 'class'. We did listening session until 10 am.

What a great experience spend a night at the orphanage. I found many things to learn from that unforgetable night. A good praying schedule, a sisterhood, and a friendliness. And finally, i learnt to be more grateful of what i got and enjoy the life.

@dwilestarin

Kamis, 07 April 2016

Baduy, Suku Pedalaman yang Berteman dengan Jaman

Rabu(6/4), musik angklung bersahutan di halaman Bentara Budaya Jakarta. Musik ini dimainkan oleh orang-orang Suku Baduy yang merupakan sepenggal dari ritual menjelang menanam padi. Malam itu Bentara tengah disulap menjadi perkampungan Baduy dengan rumah tradisional, jembatan bambu, serta iringan musik tenun dan tumbukan padi. Welcome to Baduy
Permainan musik itu ditampilkan dalam rangka pembukaan Pameran Baduy yang diselenggarakan tanggal 6-10 April 2016 di Bentara Budaya Jakarta. Pameran dibuka dengan konser bertajuk "Membaca Baduy". Selain permainan angklung, konser dimeriahkan pula oleh Jodi yudono, redaktur Kompas yang mengarang tiga lagu bertemakan Baduy. Berkolaborasi dengan Tlaga Swara dan warga Suku Baduy, Jodi membawakan lagu-lagunya dengan sangat apik.
Selain konser musik, pembukaan pameran itu menghadirkan Pak Sarpin, warga Baduy Luar yang menjadi pelopor sukunya untuk peduli pendidikan dan tidak terus menerus menutup mata terhadap dunia luar. Baduy memang dikenal masih sangat memegang erat adat. Pendidikan dilarang karena dikhawatirkan akan digunakan untuk minterin orang yang bertentangan dengan nilai leluhur mereka.
Keluarga Sarpin bisa dikatakan 'permberontak adat' demi kebaikan generasi masa depan. Menurutnya, baca tulis diperlukan untuk bisa lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain. Demikian pula bisnis hasil karya yang mereka miliki. Kain tenun Baduy yang mereka buat kini mulai dipasarkan keluar wilayah mereka. Kini Suku Baduy semakin terbuka dengan jaman tanpa mengubah nilai-nilai budaya yang mereka miliki. Melalui pameran ini, Suku baduy memperkenalkan jati diri mereka yang ramah dan menerima kemajuan untuk hadir di tengah adat istiadat yang tetap mereka pegang erat.
@dwilestarin

Senin, 04 April 2016

Peduli Tak Harus ke Ujung Negeri

Sabtu pagi, anak-anak salah satu panti Asuhan di Jakarta Selatan berkumpul untuk belajar Bahasa Inggris. Kia adalah salah satu anak yang cukup bersemangat dibandingkan teman-temannya yang lain. Ketika teman-temannya mengelak untuk mencoba bermain game bahasa Inggris karena kurang percaya diri dan malu, anak kelas 1 SMK ini justru mengajukan diri dengan senang hati. Dia cukup percaya diri dan aktif meskipun usianya lebih muda dari teman-temannya yang duduk di bangku setingkat lebih tinggi.

Pada salah satu sesi permainan, Kia dan teman-temannya diminta berpasangan untuk mendeskripsikan dan menebak suatu kata yang tertulis pada kartu berwarna merah. Dalam kartu itu tertulis nama-nama pulau besar di Indonesia. Setiap anak harus mendeskripsikan pulau yang dimaksud dengan bahasa Inggris supaya pasangannya bisa menebak pulau yang dimaksud. Mereka bisa mengimajinasikan peta Indonesia kemudian mendeskripsikan letak pulau dari pulau di sekelilingnya.

Seperti yang sudah-sudah, Kia antusias untuk menjadi yang pertama menjajal permainan ini. Dia memilih untuk memberikan clue untuk ditebak oleh partnernya. Ada banyak kartu yang dapat dipilih dan masing bertuliskan beragam nama pulau yang berbeda-beda. Kia pun mengambil salah satu kartu. Dia mendapatkan kata 'Bali'. Kia harus menjelaskan segala hal yang terkait dengan pulau dewata ini supaya temannya bisa menebak dengan benar, entah dengan letaknya yang berada di sebelah timur pulau jawa, atau mungkin dengan menyebutkan budaya tarian khas yang sudah sangat terkenal. Ini mudah, seharusnya.

Namun Kia yang biasanya langsung aktif tidak juga segera memulai percakapannya. Dia tersenyum kemudian menggelengkan kepala. Kia pun dituntun untuk mendeskripsikan letak pulau yang dimaksud dari pulau jawa. Namun dia masih menggeleng. "Nggak tau," ucapnya. Dirinya tidak tahu letak Pulau Bali yang sedemikian terkenalnya. Anak ini mendapatkan Pulau Bali yang hanya bertetangga dengan Pulau Jawa saja sangat kesulitan. Terbayang bukan bagaimana peliknya mendeskripsikan pulau-pulau lain yang lebih jauh dari jawa?

Tanpa bermaksud mengumbar kekurangan pada anak, kesulitan anak seaktif Kia tentunya menjadi kesulitan yang sama bagi teman-temannya yang lain. Karena mendeskripsikan berpasangan dirasa berat, permainan dilanjutkan hanya dengan menebak pulau yang dimaksud. Anak-anak diberikan clue terkait letak pulau yang dimaksud di antara pulau lain di Indonesia. Dan benar saja, mereka cukup kesulitan.

Ternyata tidak semua anak sekolah paham dengan baik letak geografis Indonesia. Padahal, mereka sekolah di Ibukota dan sudah setingkat SMA. Sangat miris, mengingat pelajaran geografi sudah diajarkan sejak di bangku Sekolah Dasar. Demikian halnya dengan beban berbahasa Inggris yang membuat permainan yang mereka lakukan semakin pelik.

Melihat kenyataan itu, beban pendidikan di Indonesia ternyata tak hanya pada kondisi geografisnya yang punya banyak pulau terpencil sehingga sulit dapat pendidikan yang berkualitas. Nyatanya, di Ibukota pun pendidikannya belum cukup. Wilayah pelosok negeri memang butuh uluran tangan ekstra. Namun, kota-kota besar pun tak dapat dikesampingkan. Indonesia butuh dukungan pendidikan di berbagai sudut wilayahnya. Ini berarti, kesempatan membantu anak-anak Indonesia bisa ditemukan dimanapun selama mau peka dan peduli atas keadaan sekitar. Bantu saja dari yang paling dekat, apapun bentuknya.


Kamis, 31 Maret 2016

Transaksi Wajib Pakai Rupiah, BPH Migas Rapat Dengar Pendapat

Kamis(31/03), BPH Migas melaksanakan rapat dengar pendapat (public hearing) dalam rangka perubahan peraturan BPH Migas Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Perubahan ini guna mengakomodasi peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI. Rapat yang dilaksanakan di gedung BPH Migas ini dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Migas, Badan Usaha transporter (pengangkutan), dan Badan Usaha Shipper (pengguna jasa pengangkutan).

Pasal 2 PBI Nomor 17 mewajibkan bagi setiap pihak untuk menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI. Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang diatur oleh BPH Migas selama ini dirumuskan dengan menggunakan Dollar Amerika, sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap peraturan BPH Migas guna menyelaraskan dengan Peraturan Bank Indonesia.

Rapat Dengar Pendapat ini merupakan tindak lanjut BPH Migas setelah beberapa kali melakukan rapat pembahasan dengan Bank Indonesia dan Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Apabila tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa harus dibayarkan dengan rupiah, terdapat dua alternatif tindak lanjut yang dapat diberlakukan. Alternatif pertama adalah pembayaran dengan dual quotation. Pembayaran dengan mekanisme ini tidak merubah formula perhitungan tarif pengangkutan. Hanya saja, pada saat pembayaran dilakukan dalam rupiah dengan mengacu pada kurs Jisdor yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Alternatif ini menuai kekhawatiran dari para badan usaha akan resiko perbedaan kurs yang akan terjadi pada saat penagihan oleh transporter dan pembayaran oleh shipper.

Sebagai alternatif lain, BPH Migas telah mempersiapkan formula baru perhitungan tarif pengangkutan untuk mendapatkan tarif pengangkutan dalam rupiah. Formula tersebut menambahkan komponen perbandingan inflasi di Indonesia dengan inflasi di Amerika. Resikonya, tarif pengangkutan dengan formula baru ini akan membuat tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa menjadi lebih mahal akibat rasio inflasi yang besar. Dampaknya, tentu masyarakatlah yang dirugikan atas harga gas yang menjadi semakin mahal.

Setelah melalui dengar pendapat dengan berbagai pihak ini, BPH Migas akan segera menentukan langkah mana yang akan dilakukan terkait penggunaan rupiah dalam tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa. Pemberlakuan rupiah ini akan mulai dilaksanakan pada 30 Juni 2016.

@dwilestarin

Kamis, 24 Maret 2016

Georgetown: Kota Tua Rasa Tionghoa

Melintasi jalanan di Pulau Penang, Malaysia seolah terbawa ke masa 90-an. Di kota ini, pengendara sepeda motor masih banyak yang menggunakan kendaraan-kendaraan tua. Demikian pula pengendaranya, sama tuanya. Didukung dengan gedung-gedung lama yang kurang terawat serta udara yang panas, Penang seolah menjadi satu pulau yang kelam.

Destinasi favorit
Namun demikian, di salah satu sudut Pulau Penang terdapat satu kawasan menjadi destinasi favorit para turis, George town. Di kawasan ini banyak dijumpai bangunan-bangunan tua yang terdiri dari kuil, kedai kopi, dan toko souvenir. Nuansa tionghoa di kota ini sangat kental yang dapat dilihat dari beragam ornamen yang menghiasi setiap bangunan.
Yang menjadi daya tarik George town adalah karya seni jalanan yang dapat dijumpai di berbagai sudut jalan. Setiap tahunnya, diadakan festival George Town yang mengundang para seniman untuk berkarya di jalanan kota tua ini. Alhasil, banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan karya-karya seniman yang terbalut dalam nuansa tionghoa.

Kombinasi Artistik
Ada banyak karya seni dengan beragam tema yang dapat dijumpai di George Town. Umumnya, para seniman mengombinasikan seni lukis dengan berbagai benda. Salah satu karya seni yang menarik adalah Children on Bicycle karya Ernest Zacharevic yang terdapat pada salah satu dinding jalan. Karya seni ini mengombinasikan lukisan di dinding dengan produk sepeda sungguhan sehingga menarik banyak wisatawan untuk dijadikan objek foto. Keberadaan karya-karya seni ini menjadikan George town menjadi kota tua yang artistik nan unik, layaknya kota Pelajar di Indonesia, Jogyakarta.
Meskipun kota ini tua, transportasi umumnya sudah sangat bagus. Terdapat banyak bus umum yang kondisinya sangat baik dan modern. Dengan bus ini, wisatawan dapat mengunjungi berbagai tempat  yang pada umumnya adalah tempat-tempat ibadah.

@dwilestarin

Biar Jakarta Nggak Banjir

"Bikin sensor buat orang yang buang sampah sembarangan di sungai, jadi langsung ketauan."

Itulah sepenggal ide anak-anak Panti Asuhan Al-Andalusia untuk mengatasi banjir di Jakarta. Banjir memang hal yang tak bisa dipisahkan dari Ibu Kota. Kondisi geografis dan tata kotanya yang sangat padat membuat air sulit diserap tanah ketika hujan tiba. Belum lagi sungai-sungai yang dipenuhi sampah dan rendahnya kesadaran penduduk untuk mengelola saluran resapan air. Alhasil, Jakarta menjadi salah satu kota banjir di Indonesia.

Suatu pagi anak-anak ini menyaksikan video tentang banjir di Jakarta. Sadar karena tinggal di ibukota, anak-anak Panti Asuhan Al-Andalusia turut memikirkan masalah ini meskipun bukan warga asli Jakarta. Setelah video selesai, mereka kemudian berdiskusi satu sama lain memikirkan solusi untuk masalah tersebut.

Membuat sensor di pinggir sungai adalah salah satu ide yang cukup menarik perhatian. Tujuannya, jika ada orang yang buang sampah sembarangan di sungai akan langsung terdeteksi dan dapat diberi sanksi. Meskipun mereka belum dapat memikirkan mekanisme yang lebih rinci tentang ide tersebut, setidaknya kreativitas mereka memunculkan ide perlu diapresiasi.

Selain itu ada pula yang berinisiatif menggusur penduduk yang tinggal di bantaran sungai supaya wilayah resapan sungai dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
"Yang punya ktp jakarta dikasih rusun, yang nggak punya suruh pulang kampung," ucap salah satu anak memberi solusi.

Tak cukup dengan menggusur, muncul pula ide untuk memperbesar pajak bangunan di Jakarta. Mengingat lahan yang sudah semakin sempit, semakin banyaknya bangunan yang berdiri di Jakarta tentunya akan membuat air akan semakin sulit meresap ke tanah. Jika pajaknya besar, pembangunan gedung-gedung di Jakarta dapat ditekan.

Apapun idenya, ternyata anak-anak ini mampu berpikir solutif. Beberapa dari mereka pun cukup rajin mengikuti berita ibukota sehingga ide-ide yang mereka keluarkan disertai dengan contoh-contoh yang mereka peroleh dari media.

Finding Peace in Holy Cities

What a precious moment when most people in a city spend all day long just to do praying in mosque everyday. That's what happen when visiting Mecca and Medina. All shops are closed every prayer time. All activity stop and People go to the mosque immediately. Those two cities are commonly known as the center of all muslim in the world to do the fifth pillar of Islam, Hajj and Umrah.

Holly cities for the prayer
Medina is the town of Prophet Muhammad SAW did hijrah to spread islam. He also died there. There is Nabawi mosque located in the middle of Medina where muslims from around the world come to do praying. This Mosque is the place where the grave of Prophet Muhammad SAW placed that called Raudhah. This mosque surrounded by many hotels to acommodate pilgrims spend their night. There are also many shops selling dates and souvenir. This mosque never sleep. It's crowded everytime.

454 kilometers in south Medina, there is Mecca, the city where pilgrims from all around the world do their main prayer in Masjid Al-Haram. It's also the place where Prophet Muhammad SAW was born. If people come to Mecca from Medina, they usually stop in Bir Ali to hava Miqat, one of the must-do prayer before arriving Masjid Al-Haram. In Masjid Al-Haram, people do their prayer for Hajj or Umrah like doing Tawaf and Sa'i.

Just like Nabawi, Masjid Al-Haram also surrounded by many Hotels. Even there are also some mall just in front of the mosque. The big number of pilgrims that spend their days in this city obviously create a great market for the country. Therefore, shopping might be the second things people can do after praying.

Muslim society
As the world's biggest moslem population, Indonesia contributes a big numbers of pilgrims to Saudi. Not only those who want to do Hajj or Umrah, but also who work as a labor. Therefore, Saudian warmly welcome to Indonesian. They understand Bahasa, especially who do trading around the mosque. Even they warmly accept Rupiah for the transaction.

Beside Indonesia and South East Asia, there are also many pilgrim from Egypt, Pakistan and other middle east country. Every country have their own style in using dress. People from Indonesia usually use a long white dress which separated into two peaces. While Saudian and other middle east country mostly use a long black dress. India have another different wear. They use a specific fabric just like their clothes. However, everyone do the same motion for praying.


Doing Hajj or Umroh is not just about doing prayer. Be in the middle of big number of the pilgrims and the various kind of culture that do praying together, it's also the moment to learn respect and practice the value of islam that people get from Quran. 


@kusdwilestarin

Jumat, 18 Maret 2016

'Api Kecil' di Balik Spidol

Saat itu saya duduk di bangku SMA kelas 2 di Yogyakarta. Karena merasa cukup terseok-seok di beberapa mata pelajaran, saya mengikuti les di salah satu bimbingan belajar. Di pelajaran kimia, tentor yang mengajar senang sekali memberi soal untuk dikerjakan siswa di papan tulis. Dan entah mengapa saya suka menawaran diri untuk mengerjakan di papan tulis. Bukan karena saya bisa mengerjakan, tapi karena saya suka pegang spidol dan menulis di papan white board.

"Kamu kok suka banget maju (mengerjakan soal)?" tanya Sang Tentor seraya mengamati. Dan saya jawab saja, saya suka nulis di white board. Selain itu, dengan mengerjakan soal di papan, saya bisa belajar dengan lebih ekslusif. Jika pekerjaan saya salah, saya jadi lebih mudah mengerti seperti apa yang benar. "Besok kamu jadi tentor aja," canda Sang Tentor. Dia pun kemudian mengajarkan saya cara menulis di papan yang benar setiap saya maju mengerjakan soal.

Moment itu menjadi semacam turning point saya untuk ingin mengajar. Sejak itu, jika sudah kuliah saya ingin jadi parttimer jadi tentor di bimbingan belajar. Tentunya supaya bisa pegang spidol dan menulis di papan.

Menulis dengan spidol di papan itu menyenangkan. Entah kenapa saya merasa tulisan saya satu tingkat lebih bagus bila menulis di papan. Selesai menulis saya suka melihat lagi hasil tulisan saya. Tidak terlalu rapi sebenarnya, tapi saya suka.

Niat saya tercapai ketika saya ditawari mengajar les privat saat kuliah semester 2. Saya suka ngajar, namun karena privat saya nggak bisa ngajar dengan nulis di papan layaknya tentor yang saya inginkan. Muridnya cuma satu, pakai kertas HVS dan pulpen pun cukup. Terlepas dari gagal pegang spidol, berhasil mengajarkan soal yang sulit bagi murid sehingga dia paham ternyata menjadi kesenangan tersendiri. Namun tetap saja, misi belum tercapai.

Keinginan ngajar dan nulis di papan tercapai saat saya mendapat tawaran parttime untuk ngajar penelitian di SMP. Walaupun tantangannya lebih besar harus mengondisikan siswa satu kelas yang kelakuannya macam-macam, saya suka. Yang penting saya nulis di papan.

Saya tak punya ketrampilan khusus untuk bisa mengajar dengan baik. Kalau bukan karena spidol, mungkin saya nggak punya keinginan mengajar. Sejak jadi pengajar di dalam kelas, saya pun belajar pula bagaimana mengajar yang baik. Beda jenjang sekolah yang diajar, beda pula karakter siswanya. Cara mengajar yang berhasil diterapkan di satu sekolah, belum tentu berhasil di sekolah lain. Karena itu, meski sudah beberapa kali mengajar, saya tetap merasa gugup setiap kali masuk ruang kelas. Namun itulah seninya mengajar.

Banyak yang bisa dipelajari dari kegiatan mengajar. Saya belajar dinamis karena harus selalu menyiapkan materi yang sesuai dengan karakter kelas. Saya juga belajar spontanitas karena harus siap dengan alternatif materi ketika materi yang disampaikan ternyata tidak menarik, sekaligus belajar sabar ketika tidak diperhatikan di dalam kelas. Dan itu semua saya dapat hanya gara-gara spidol.

@kusdwilestarin

Minggu, 31 Januari 2016

Solusi Macet Jakarta Ala Andalusia

"Gusur aja gedung-gedungnya biar bisa nglebarin jalan".
"Bikin kereta bawah tanah biar nggak perlu nambah lahan".
Itulah sepenggal ide anak-anak Panti Asuhan Al Andalusia untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Hari minggu (31/01) jam 10 pagi, anak-anak riuh dengan kesibukan masing-masing. Beberapa anak bersih-bersih dan sebagian yang lain memasak di dapur. Hari itu memang tak ada jadwal kegiatan khusus. Namun ada tujuh anak perempuan yang beranjak ke mushola untuk sharing bersama yang seharusnya diadakan hari sabtu.

Si kembar Nova Novi, Linda, Dinda, Mawar, Dwi, dan Yuli duduk berjajar. Mereka menyaksikan video singkat tentang kemacetan Jakarta. Dalam video itu dijelaskan kenapa Jakarta macet, seperti tidak seimbangnya penambahan ruas jalan dengan penambahan jumlah kendaraan, angkutan umum yang masih kurang diminati, dan masalah-masalah umum lainnya. Mereka tampak antusias. Setelah video selesai diputar, mereka diminta untuk mencari ide untuk solusi atas permasalahan yang baru saja mereka lihat.

Tujuh anak itu dibagi ke dalam dua tim. Mereka berdiskusi dengan tim masing-masing untuk menentukan project solutif guna mengatasi kemacetan Jakarta. Project yang mereka gagas harus lengkap dengan alasan dan manfaatnya. Merekapun berdiskusi dengan suara lirih.

Selesai berdiskusi, kedua tim memaparkan ide mereka. Nova dan timnya berinisiatif untuk menggusur gedung-gedung perkantoran di Jakarta supaya jalan bisa diperlebar. "Gedung-gedungnya dipindah aja ke daerah lain, biar nggak pada ngumpul di Jakarta semua," jelas Nova. Tim kedua punya ide yang lain lagi. Mawar dan timnya ingin membangun kereta bawah tanah supaya tak perlu menambah lahan. "Biar nggak kena polusi juga, nggak panas," papar Mawar.

Ide-ide yang mereka hasilkan sangat polos, namun menarik. Anak-anak itu mencari ide tanpa memikirkan batasan atas solusi yang mereka dapatkan. Terlebih lagi, mereka pun berani untuk mengungkapkan ide tanpa takut salah. Diskusi ini memang bukan soal seberapa bagus ide yang berhasil diperoleh, tapi soal keberanian berimajinasi dan mengungkapkan gagasan. Tapi kalau kelak gedung-gedung tinggi di Jakarta benar digusur dan Jakarta punya kereta bawah tanah, setidaknya anak-anak itu bisa bilang, itu ide kami.

@dwilestarin

Minggu, 24 Januari 2016

Mendadak Listening Berkedok Nyanyi

"Nyanyi lagu bahasa inggris dong kak," celetuk salah seorang anak ketika saya tanya apa lagi yang ingin mereka lakukan bersama saya. Saat itu saya dan anak-anak Al Andalusia baru saja bermain game logika dan bahasa inggris. Sebenarnya pertanyaan itu adalah pertanyaan andalan ketika saya sudah mulai kehabisan ide untuk bermain, sementara anak-anak itu masih bersemangat.

Saya suka idenya. Bernyanyi lagu asing bisa sekaligus melatih listening. Tapi saya yang tidak terpikir sebelumnya, tidak tahu harus mengajak mereka bernyanyi apa. Untungnya, saya bawa laptop yang menyimpan sedikit kumpulan file musik. Sejenak saya mencari apakah ada lagu mancanegara yang menarik untuk didengarkan dan dinyanyikan sama-sama. Sementara itu anak-anak bersahutan request lagu-lagu yang mereka suka.

"Price tag, Kak,"
"Dear God, Kak,"
"Lagunya Adele, Kak,"
"Lagunya Avril, Kak,"

Saya cukup takjub dengan selera musik mereka; populer dan update. Bahkan ada yang kenal dengan lagunya Avenged Sevenvold yang entah dapat darimana.

Sayangnya, file musik di laptop saya terbatas. Dari sedikit file yang saya punya, saya menemukan lagu Hero yang dinyanyikan Mariah Carey. Beatnya tidak cepat dan liriknya bagus.

"Tau lagu ini nggak?" Tanya saya saat mulai memutar lagu. "Nggaak," jawab mereka serentak. Lagu ini asing buat mereka, tapi mereka tetap mendengarkan. Saat lagunya selesai, saya putar ulang sampai mereka mulai hafal nadanya.

Saat mereka sudah hafal nadanya, satu per satu saya tuliskan lirik lagunya di papantulis. Mereka yang tadinya hanya mengalunkan nada dengan lirik asal-asalan, kini mulai bisa menyanyi mengikuti lirik yang saya tulis. Setelah lancar dengan lirik, saya pun mengajak mereka membahas arti setiap baris liriknya.

"Ini teh buat nyemangatin yg lagi galau," celetuk Kia, salah satu anak. Akhirnya mereka pun tak hanya bisa bernyanyi lagu asing, tp juga paham maknanya. Sesi bernyanyi mengakhiri silarurrahmi saya dengan anak-anak Al Andalusia. Ternyata memang anak-anak ini gemar menyanyi. Sepertinya saya perlu memperbanyak file musik di laptop dengan lagu-lagu asing untuk silaturrahmi berikutnya.

@dwilestarin

Senin, 18 Januari 2016

Pelajaran Pertama dari Al-Andalusia

"Sukaaa," ucap sekumpulan anak perempuan saat saya bertanya apakah mereka suka Bahasa Inggris. Percakapan santai itu terjadi di Hari Minggu saat saya bercengkrama dengan anak-anak Al-Andalusia, Panti Asuhan di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Pagi itu saya tidak melakukan rutinitas untuk bersepeda ke Jalan Sudirman. Sepeda saya kayuh menuju satu rumah besar berhalaman luas tak jauh dari tempat tinggal saya. Sampai disana saya disambut Nova, pengurus organisasi siswa di sana.

Nova langsung mengajak saya ke lantai 2 menuju satu ruang besar yang dialasi karpet dan beberapa rak buku di sekelilingnya. Di salah satu dindingnya terdapat pula papan tulis yang cukup besar. Ruang itu adalah mushola yang digunakan anak-anak Al-Andalusia untuk beribadah, mengaji, dan sekaligus tempat belajar.

Di ruang ini saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak-anak perempuan usia SMA berkulit putih dan berparas lugu. Dari wajah dan cara mereka berbicara, saya bisa menebak kalau anak-anak ini berasal dari Sunda. Anak-anak yang tinggal di Al-Andalusia memang rata-rata berasal dari Jawa Barat seperti Garut, sukabumi, dan Cianjur. Di sini, mereka bersekolah di SMK Al-Andalusia, sekolah kejuruan akuntansi dan agribisnis yang masih dikelola oleh yayasan yang sama dengan panti asuhan mereka.

Karena baru pertama bertemu, hal pertama yang kami lakukan tentunya berkenalan. Karena mereka suka bahasa inggris, saya pun meminta mereka berkenalan dengan Bahasa Inggris. Meskipun diawali dengan sedikit malu-malu, setiap anak pun akhirnya antusias untuk berkenalan satu per satu.

Setelah itu kami pun sharing banyak hal lainnya. Saya mulai berbagi beberapa soal ringan untuk memancing logika dan kreativitas anak-anak. Melihat mereka berantusias dengan apa yang saya berikan, saya pun semakin semangat untuk mengajak mereka berdiskusi lebih luas. 

Meski baru pertama kali bertemu, anak-anak ini dengan cepat akrab dengan saya. Mereka seolah pandai membangun kebersamaan dengan orang baru. Ini pelajaran pertama yang saya dapat dari Al-Andalusia. Mungkin inilah salah satu kelebihan anak-anak yang hidup tidak dengan orang tua. Mereka lebih mandiri dan terbiasa berinteraksi dengan orang lain.
 
@dwilestarin

Sabtu, 16 Januari 2016

Sepedaan di Gili Trawangan

Bersepeda di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam yang menutup senja adalah satu hal menarik yang tak boleh dilewatkan jika berlibur ke Gili Trawangan. Di pulau ini tak ada kendaraan bermotor, hanya ada sepeda dan andong, semacam kereta yang ditarik kuda. Kapan lagi menjelajahi seisi pulau yang selalui ramai di setiap sudutnya tanpa khawatir polusi?

Gili Trawangan adalah salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menjadi destinasi favorit turis asing. Pulau yang terletak di utara Pulau Lombok ini telah dikemas dengan menarik. Di sekeliling pulau terdapat penginapan, resto, dan butik-butik bernuansa paradise yang unik. Malam di pulau ini sangat 'hidup' oleh resto-resto yang menyuguhkan beragam musik. Tak heran, pulau ini tak pernah sepi wisatawan.

Gili Trawangan dikenal pula dengan panorama bawah laut yang indah. Jika menyelam di pulau ini, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan terumbu karang dan ikan yang beragam. Dalam satu rangkaian diving ataupun snorkling, wisatawan akan sekaligus diajak untuk hopping pulau ke Gili Air dan Gili Meno. Kedua pulau ini memiliki pantai yang sangat jernih. Pulau-pulau ini pun menyediakan resto sebagai tempat melepas bagi para wisatawan lelah setelah menyelam.


Jumat, 15 Januari 2016

Filipina: Wisata Nusantara di Negeri Tetangga

Filipina, salah satu negara tetangga di utara Indonesia ini adalah salah satu alternatif destinasi traveling yang menyimpan daya tarik wisata cukup banyak. Seperti hanya Indonesia, Filipina adalah negara kepulauan, sehingga menyimpan beragam wisata alam yang menarik. Terlebih setelah disinggahi, ternyata ada banyak hal lain dari Filipina yang bisa ditemukan di Indonesia.

Indonesia Juga Punya
Tak jauh berbeda dari Jakarta, ibukota Filipina, Manila, ternyata juga dihiasi dengan kemacetan jalan. Tata kotanya kurang rapi dan cenderung alakadarnya. Jika di Jakarta punya kopaja sebagai transportasi umum yang 'kurang terawat', Manila punya Jeepney sebagai angkutan kota yang sama-sama seadanya. Masih soal transportasi, taksi di Indonesia bisa dikatakan lebih terawat dan lebih nyaman dari taksi di Manila. Namun, keduanya sama-sama sudah terintegrasi dengan aplikasi pemesanan taksi yang dapat diakses melalui smartphone, sehingga memudahkan penumpang untuk memesan.

Wisata kota yang disuguhkan Manila adalah bangunan-bangunan bersejarah. Menariknya, destinasi-destinasi di kota ini sama dengan apa yang ditemui di Yogyakarta. Fort Santiago misalnya, bekas beteng pertahanan ini sama halnya Beteng Verdeburg di Yogyakarta. Bahkan, di Manila pun punya kawasan Tugu Nol Kilometer yang tentu saja Indonesia juga punya.

Tak jauh dari Kota Manila terdapat dataran tinggi Tagaytay. Salahsatu daya tarik Tagaytay adalah Sky Ranch, semacam playground yang berada di dataran tinggi dengan pemandangan Danau Taal. Wahana favorit di Sky Ranch adalah bianglala yang dapat memanjakan mata pengunjung dengan melihat pemandangan lebih jelas dari dalam sangkar bianglala. Bagi yang pernah singgah di Batu, Malang, tempat ini sangat persis dengan Batu Night Spectacular.



Laguna dan Goa
Selain Manila, salah satu destinasi favorit Filipina adalah pulau Palawan. Pulau ini terkenal oleh kawasan El-Nido yang menyuguhkan laguna-laguna yang mempesona. Untuk sampai ke Pulau ini diperlukan penerbangan dari Manila menuju Bandara Puerto Princesa, Palawan. Dari bandara masih diperlukan perjalanan darat sekitar 5 jam untuk sampai di El-Nido. Transportasi kesana dapat menggunakan bis umum atau travel.

El-Nido menyediakan banyak hotel dan beragam tempat makan. Suasana malam di kawasan ini sangat hidup oleh turis-turis yang bersantai di berbagai resto dan bar. Pagi harinya, para turis bersiap-siap untuk memulai petualangan dengan kapal menuju berbagai laguna. 

Terdapat banyak agen wisata yang akan menfasilitasi turis untuk mengekspore El-Nido. Untuk satu kali trip dikenakan biaya 1200 peso dan turis akan dibawa berkeliling laguna seharian. Harga tersebut sudah termasuk jamuan seafood sebagai makan siang di pinggir pantai. Dalam satu hari, turis dapat mengunjungi hingga lima destinasi, seperti Small Lagoon, Big Lagoon, Secret Lagoon, Seven Commandos Beach, dan Shimizu Island.

Usai mengeksplore El-Nido, sempatkan untuk mampir ke Underground River yang tak jauh dari kota Puerto Princesa. Underground River adalah sungai yang terdapat di dalam gua. Turis akan diajak mendayung kapal dan menyusuri gua sejauh 3,4 kilometer. Jika sudah pernah berkunjung ke Gua Pindul di Yogyakarta, Undergroundriver ini bisa disebut Gua Pindulnya Filipina. Meskipun begitu, tempat ini dinobatkan sebagai New 7 Wonder in the World.

Tak jauh dari Underground River, terdapat Ugong Rock Adventure yang sayang jika dilewatkan. Tempat wisata ini menyuguhkan pengalaman trekking di goa dengan medan yang menantang ala petualang. Di tempat ini turis dapat pula menguji adrenalin dengan memanjat dinding batu dengan seutas tali dan bermain flying fox.





Menghalau Jenuh di Mangrove Pantai Indah Kapuk

Mendengar kata Pantai Indah Kapuk pasti yang terbesit di kepala adalah kawasan rumah elite yang ada di salah satu sudut kota Jakarta. Tapi siapa sangka di salah satu sudutnya tersimpan kawasan wisata?

Tak jauh dari lokasi perumahan elite Pantai Indah Kapuk terdapat hutan mangrove yang dapat dijadikan alternatif wisata alam bagi warga Jakarta. Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh di rawa atau perairan tepi laut. Meski letaknya di kawasan yang padat, hutan mangrove ini dikemas dengan baik sehingga dapat dijadikan alternatif wisata yang cukup worth it.

Di hutan ini, pengunjung dapat berjalan menyusuri hutan melalui jembatan kayu yang disediakan. Tak hanya itu, tempat ini juga menyediakan

Sabang: Surga Wisata di Ujung Barat Indonesia

Sabang, seperti yang disebut dalam lirik salah satu lagu nasional Indonesia, adalah wilayah yang berada di pulau paling barat Indonesia, Pulau Weh. Sebagai pulau kecil yang dikeliling samudera Hindia, Sabang menyimpan banyak destinasi wisata alam yang mengagumkan. Dan jika cukup cerdas mengatur waktu, Sabang dapat dijelajahi selama akhir pekan saja, sehingga tidak butuh waktu lebih untuk traveling ke pulau ini.

Menuju Sabang
Pulau Weh dapat dijangkau menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Ule-Lheu di Banda Aceh yang akan berlabuh di Pelabuhan Balohan. Ada dua pilihan kapal yang dapat digunakan, yaitu kapal feri biasa dengan lama perjalanan tiga jam, dan kapal cepat dengan waktu perjalanan yang lebih singkat, namun biayanya lebih mahal.
Tak perlu khawatir untuk berwisata sendiri ke pulau ini. Tanpa mengikuti trip dari agen perjalanan pun pengunjung dapat menjelajahi pulau ini dengan mudah. 

Ada beberapa alternatif transportasi yang dapat digunakan sesampainya di Pelabuhan Balohan. Jika ingin traveling hemat, pengunjung dapat menyewa motor dengan biaya sewa per hari sekitar 100 hingga 150 ribu rupiah. Sinyal di pulau ini cukup baik, sehingga dengan bermodal GPS dari smartphone, wisatawan dapat menjangkau lokasi wisata tanpa bantuan guide. Namun jika takut tersesat atau masuk angin, dapat pula menyewa mobil beserta sopir dengan kisaran harga 600 ribu per hari.


Iboih: Surganya diving
Pantai Iboih adalah salah satu destinasi wajib terletak di terletak di Pulau Weh sebelah barat. Jika berkunjung ke pantai ini pastikan membawa perlengkapan berenang dan baju ganti karena pantai ini adalah surganya diving dan snorkeling. Berdekatan dengan pantai ini terdapat pulau kecil yang bernama Pulau Rubiah. Pulau inilah yang membuat Pantai Iboih tidak bergelombang, sehingga sangat pas untuk diving.

Kawasan Iboih menyuguhkan surga tersendiri bagi para pengunjungnya. Di kawasan ini, banyak bungalow-bungalow yang langsung berhadapan dengan laut. Sangat disarankan bagi para wisatawan untuk meluangkan waktu menginap setidaknya satu malam di kawasan ini. Ketika membuka pintu kamar di pagi hari, mata langsung disuguhi dengan suasana laut tenang dengan warna hijau yang sangat jernih.

Kawasan Pantai Iboih dekat dengan tugu nolkilometer Indonesia. Tugu ini seolah sudah menjadi icon di Sabang. Layaknya tugu-tugu di wilayah lain, di tempat ini yang bisa dilakukan hanya berfoto di tugu sebagai bukti bahwa pernah menginjakkan kaki di Pulau Weh. Selebihnya, wisatawan dapat sejenak menikmati pemandangan laut dari atas tebing sembari menikmati kelapa muda sebelum kemudian melanjutkan perjalanan.




Sumur Tiga: Pantai untuk bersantai
Selain Iboih, destinasi favorit lain di Sabang adalah Pantai Sumur Tiga yang terletak di sisi lain Pulau Weh. Kawasan pantai ini dekat dengan kota sabang. Berbeda dengan Pantai Iboih, kawasan Pantai Sumur Tiga berombak dan memiliki pesisir pantai yang luas. Meski banyak juga yang melakukan snorkeling di kawasan ini, pantai ini tidak senyaman Iboih untuk kegiatan itu. Ombaknya yang cukup besar dan pasir putihnya yang bersih menjadikan pantai ini cocok untuk dinikmati keindahannya. Tak heran, di kawasan ini penginapan yang berada di pinggir pantai dikemas dengan lebih cantik dan menarik. Kawasan ini sangat pas bila dinikmati dengan bersantai di resto tepi pantai.

Selain Pantai Sumur Tiga terdapat beberapa tempat lain yang dapat dikunjungi, seperti beteng belanda, Pantai Anoi Hitam, dan kawasan-kawasan souvenir. Letaknya berdekatan satu sama lain. Selain itu, terdapat pula kuliner unik Kota Sabang yang wajib dicicipi, yaitu sate gurita. Sate ini dapat ditemukan di pusat kuliner Kota Sabang. Dipadu dengan sajian kopi panas, sajian sate gurita sangat pas menikmati malam di Sabang. 

@dwilestarin


Minggu, 10 Januari 2016

Menjajal Paralayang di Bukit Parangtritis

Indonesia punya banyak destinasi wisata yang menyuguhkan aktivitas menantang seperti paralayang, dan Jogjakarta adalah kota sejuta wisata yang ada di salah satu listnya.

Terbang di Atas Tebing dan Laut
Jika paralayang pada umumnya berlokasi di gunung dengan pemandangan kebun teh dan pepohonan, Jogja menawarkan pemandangan lain yang lebih menarik sekaligus menantang. Berlokasi di kawasan Pantai Parangtritis, paralayang di tempat ini akan mengajak wisatawan untuk menikmati hamparan laut dan tebing yang menawan.

Take off paralayang dilakukan di bukit paralayang. Tempat ini berada di penghujung jalan parangtritis yang akan menggiring kendaraan menanjak menuju tebing. Cukup mengikuti petunjuk arah yang terdapat di sisi jalan, wisatawan dapat dengan mudah sampai ke lokasi paralayang.

Bermain paralayang diperlukan keahlian khusus. Untuk itu, olah raga ini dilakukan secara tandem bersama dengan seorang pilot yang sudah ahli dan tersertifikasi dalam bermain paralayang. Pilotlah yang akan mengendalikan parasut selama terbang. Tugas penumpang cukup menikmati pemandangan dan mendokumentasikan pengalaman terbang.

Yang Paling Menantang
Jika angin bersahabat, take off dapat dilakukan dengan mudah. Cukup dengan mengembangkan parasut kemudian pilot bersama penumpangnya berlari menarik parasut supaya tertiup angin. Take off adalah saat-saat paling menantang adrenalin karena pada posisi ini pilot dan penumpang berlari hingga ujung tebing yang seolah-olah akan terjun ke jurang. Dan ketika kaki sudah kehabisan pijakan, tubuh terangkat ke atas dan yak, terbang!

Dari ketinggian, wisatawan dapat menikmati laut selatan Jogja yang terbentang luas dan dihiasi garis-garis ombak. Selain itu mata pun disegarkan dengan hijaunya pohon-pohon di sepanjang tebing yang memagari pantai. Terlihat pula kuda-kuda yang berlari menarik 'andong' di pinggir pantai. Menakjubkan!

Setelah kurang lebih 15 menit, parasut diarahkan turun menuju pantai parangtritis untuk mendarat. Proses mendarat pun tak kalah menantang, karena tubuh seolah bersiap jatuh ke tanah dari ketinggian. Namun karena lokasi mendarat berada di pantai, tubuh akan tertahan oleh pasir pantai yang lunak.

Untuk sekali terbang, wisatawan perlu mengeluarkan tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Jika ingin mencoba olahraga ini, datanglah ke Parangtritis di bulan Desember hingga Maret, karena angin yang baik hanya ada di bulan-bulan tersebut. Untuk bulan lainnya, paralayang berpindah di nglipar, Gunung Kidul, atau kebuh teh Kemuning di Karanganyar.

@dwilestarin

Berlatih Memanah Biar Fokus Terasah

Bingung dengan alternatif aktivitas di akhir pekan yang bisa dilakukan di Ibu Kota supaya tidak melulu terdampar di Mall? Cobalah merapat ke Senayan dan berlatih memanah.

Jakarta Archery Club
Memanah atau Archery adalah salah satu cabang olah raga yang menguji konsistensi dan fokus pemainnya. Di Jakarta, kegiatan memanah dikelola oleh Jakarta Archery Club yang bermarkas di Senayan. Club ini menfasilitasi siapa saja yang ingin menjajal olah raga memanah untuk sekedar coba-coba. Dengan membayar seratus ribu rupiah, pemain dapat berlatih memanah selama dua jam dengan segala fasilitas memanah yang sudah disediakan.

Sepele tapi Tak Mudah
Meskipun terlihat sepele, olah raga memanah ternyata tidak sesimple menarik busur panah. Olah raga ini memiliki dasar-dasar yang harus diperhatikan, seperti posisi tubuh, posisi tangan, dan tata cara membidik. Di awal permainan, pemain akan mendapatkan briefing singkat dari instruktur tentang tata cara bermain. Kemudian, setiap pemain akan diberikan lima buah anak panah yang dapat digunakan untuk satu ronde permainan. Selama bermain, pemain harus patuh pada perintah instruktur kapan sesi memanah dan kapan sesi mengambil anak panah dari sasaran. 

Bagi pemula, hal pertama yang perlu dikuasai bukanlah ketepatan membidik sasaran, namun konsistensi bidikan. Jika titik bidik dan posisi tangan konsisten, tembakan anak panah akan mengumpul pada satu lokasi yang sama meskipun tidak presisi. Setelah mampu konsisten, baru kemudian memperbaiki bidikan supaya tertuju pada titik yang benar.

Berlatih memanah memang bukan olah raga yang dapat dipelajari dengan instan. Namun tak ada salahnya jika aktivitas ini dilakukan sebagai alternatif kegiatan di akhir pekan. Jika tertarik untuk menekuni olah raga ini, Jakarta Archery Club menyediakan School Program. Dengan program sekolah ini, pemain akan dibimbing secara lebih intensif untuk mengasah ketrampilan memanah dan dapat berpartisipasi di ajang kompetisi memanah.

@dwilestarin

Pesta Ikan Di Pulau Harapan

Di sebelah utara Jakarta ada banyak gugusan pulau kecil yang disebut Kepulauan Seribu. Kepulauan yang masih jadi bagian dari wilayah administrasi DKI ini kerap jadi destinasi alternatif bagi wisatawan ibukota yang tak ingin liburan jauh-jauh. Cukup dengan menyeberang dari dermaga Angke Jakarta Utara selama kurang lebih tiga jam, wisatawan dapat berjumpa dengan ikan-ikan cantik di laut yang jernih.

Salah satu pulau yang jadi destinasi favorit bagi para wisatawan adalah Pulau Harapan. Di Pulau Harapan banyak tersedia homestay, penyewaan kapal, dan berbagai peralatan menyelam untuk melihat surga bawah laut. Pulau ini layaknya hub untuk menuju pulau-pulau lain yang lebih menarik.

Salah satu spot yang cukup menggoda adalah Pulau Bidadari. Selain pantainya yang cantik, air lautnya tergolong sangat jernih. Selain itu, makhluk-makhluk di bawah lautnya pun sangat beragam.

Selepas berjelajah ke pulau-pulau kecil, wisatawan umumnya kembali ke Pulau Harapan dan melepas malam bersama ikan bakar. Malam di pulau ini sangat ramai oleh penduduk setempat yang menjajakan beragam makanan. Ditambah anak-anak kecil yang riuh bermain di tanah lapang, semakin menyemarakkan Pulau Harapan.

@kusdwilestarin