Halaman

Minggu, 10 Januari 2016

Menjajal Paralayang di Bukit Parangtritis

Indonesia punya banyak destinasi wisata yang menyuguhkan aktivitas menantang seperti paralayang, dan Jogjakarta adalah kota sejuta wisata yang ada di salah satu listnya.

Terbang di Atas Tebing dan Laut
Jika paralayang pada umumnya berlokasi di gunung dengan pemandangan kebun teh dan pepohonan, Jogja menawarkan pemandangan lain yang lebih menarik sekaligus menantang. Berlokasi di kawasan Pantai Parangtritis, paralayang di tempat ini akan mengajak wisatawan untuk menikmati hamparan laut dan tebing yang menawan.

Take off paralayang dilakukan di bukit paralayang. Tempat ini berada di penghujung jalan parangtritis yang akan menggiring kendaraan menanjak menuju tebing. Cukup mengikuti petunjuk arah yang terdapat di sisi jalan, wisatawan dapat dengan mudah sampai ke lokasi paralayang.

Bermain paralayang diperlukan keahlian khusus. Untuk itu, olah raga ini dilakukan secara tandem bersama dengan seorang pilot yang sudah ahli dan tersertifikasi dalam bermain paralayang. Pilotlah yang akan mengendalikan parasut selama terbang. Tugas penumpang cukup menikmati pemandangan dan mendokumentasikan pengalaman terbang.

Yang Paling Menantang
Jika angin bersahabat, take off dapat dilakukan dengan mudah. Cukup dengan mengembangkan parasut kemudian pilot bersama penumpangnya berlari menarik parasut supaya tertiup angin. Take off adalah saat-saat paling menantang adrenalin karena pada posisi ini pilot dan penumpang berlari hingga ujung tebing yang seolah-olah akan terjun ke jurang. Dan ketika kaki sudah kehabisan pijakan, tubuh terangkat ke atas dan yak, terbang!

Dari ketinggian, wisatawan dapat menikmati laut selatan Jogja yang terbentang luas dan dihiasi garis-garis ombak. Selain itu mata pun disegarkan dengan hijaunya pohon-pohon di sepanjang tebing yang memagari pantai. Terlihat pula kuda-kuda yang berlari menarik 'andong' di pinggir pantai. Menakjubkan!

Setelah kurang lebih 15 menit, parasut diarahkan turun menuju pantai parangtritis untuk mendarat. Proses mendarat pun tak kalah menantang, karena tubuh seolah bersiap jatuh ke tanah dari ketinggian. Namun karena lokasi mendarat berada di pantai, tubuh akan tertahan oleh pasir pantai yang lunak.

Untuk sekali terbang, wisatawan perlu mengeluarkan tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Jika ingin mencoba olahraga ini, datanglah ke Parangtritis di bulan Desember hingga Maret, karena angin yang baik hanya ada di bulan-bulan tersebut. Untuk bulan lainnya, paralayang berpindah di nglipar, Gunung Kidul, atau kebuh teh Kemuning di Karanganyar.

@dwilestarin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar