Halaman

Jumat, 04 Februari 2022

Singgah ke Rumah Tjong A Fie

Di tengah keramaian kota Medan yang punya banyak bangunan klasik, ada satu tempat yang menarik untuk disinggahi, Rumah Tjong A Fie. Rumah tua Gaya Tionghoa ini adalah rumah seorang pedagang dari China yang kini dijadikan museum. Arsitektur peranakan klasik dengan paduan warna yang khas sangat menarik bagi pengunjung untuk menjelalah ke rumah ini. Terlebih, lokasinya yang berada di tengah kota Medan membuat tempat ini mudah dijangkau. Bagi pengunjung yang hanya punya sedikit waktu singgah di Kota Medan, berkunjung ke Rumah Tjong A Fie bisa jadi pilihan destinasi yang menarik selain berkuliner.

Di pinggir jalan kecil di kawasan Kesawan, Rumah Tjong A Fie ini diapit oleh bangunan-bangunan tua lain yang padat. Rumah Tjong Afie ditandai dengan gerbang kayu tua dengan atap genteng dan lampion merah khas Tionghoa. Setelah memasuki pintu gerbang, akan terlihat halaman rumah dengan rumput dan tanaman hijau yang terawat dengan baik. Di ujung halaman, akan tampak rumah dua lantai dengan banyak jendela kayu berwarna hijau menghadap ke depan. Berpadu dengan dinding berwarna orange muda, rumah ini tampak klasik dan cantik.

Untuk menjelajahi seisi rumah, pengunjung harus membayar tiket masuk dan akan ditemani seorang guide yang akan memandu mengelilingi rumah. Layaknya rumah pada umumnya, bagian depan rumah terdapat ruang tamu yang luas dengan beberapa kursi rotan dan meja bulat. Keramik dan guci besar menghiasi sudut-sudut ruangan yang menjadi ciri khas interior berkelas ala Tionghoa. Di sekeliling dinding terdapat beberapa foto dan lukisan keluarga Tjong A Fie.
Rumah yang dibangun Tahun 1895 ini punya tiga puluh lima kamar. Dulu, Tjong A Fie menghuni rumah itu bersama isteri dan ketujuh anaknya. Karena Tjong Afie sering bertemu dengan tamu-tamu kerajaan dan tokoh-tokoh penting pada masanya, dia pun menyiapkan kamar-kamar untuk singgah para tamu di rumahnya.

Lalu, siapakah Tjong Afie ini sehingga rumahnya sampai dijadikan museum? Lelaki yang lahir pada tahun 1860 ini adalah orang Tionghoa yang masa kecilnya hidup dengan kondisi ekonomi yang sulit di kampung halamannya. Pada usia 17 tahun, dia memutuskan untuk mengikuti jejak kakaknya yang merantau ke tanah Deli. Dia pun mengadu nasib di sana dengan berdagang untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.

Sebagai pedagang, kiprah Tjong A Fie dalam memajukan peradaban Medan sangat besar. Selama berdagang, Tjong A Fie mampu menjalin hubungan baik dengan banyak pihak baik orang-orang Tionghoa, Belanda, dan orang-orang pribumi di Medan, sehingga dirinya selalu mendapat citra yang baik di mata masyarakat. Dia pun dipercaya menjadi pemimpin kelompok pendatang tionghoa di Medan. Selain piawai dalam berdagang, Tjong A Fie juga sosok yang dermawan. Setiap keuntungan dari bisnisnya selalui disisihkan untuk membantu orang lain dan membangun tempat-tempat ibadah di lingkungannya.

Rumah Tjong A Fie diabadikan menjadi museum sebagai bagian dari perjalanan sejarah peradaban di Tanah Air, dimana perkembangan kehidupan masyarakatnya tidak lepas dari peran para pendatang dari negeri seberang. Selain itu, melalui rumah bersejarah milik Tjong A Fie, masyarakat dapat mengenal nilai-nilai kegigihan dan kedermawanan orang-orang yang sukses pada masa lampau yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi masa kini.


@kusdwilestarin