Halaman

Minggu, 31 Januari 2016

Solusi Macet Jakarta Ala Andalusia

"Gusur aja gedung-gedungnya biar bisa nglebarin jalan".
"Bikin kereta bawah tanah biar nggak perlu nambah lahan".
Itulah sepenggal ide anak-anak Panti Asuhan Al Andalusia untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

Hari minggu (31/01) jam 10 pagi, anak-anak riuh dengan kesibukan masing-masing. Beberapa anak bersih-bersih dan sebagian yang lain memasak di dapur. Hari itu memang tak ada jadwal kegiatan khusus. Namun ada tujuh anak perempuan yang beranjak ke mushola untuk sharing bersama yang seharusnya diadakan hari sabtu.

Si kembar Nova Novi, Linda, Dinda, Mawar, Dwi, dan Yuli duduk berjajar. Mereka menyaksikan video singkat tentang kemacetan Jakarta. Dalam video itu dijelaskan kenapa Jakarta macet, seperti tidak seimbangnya penambahan ruas jalan dengan penambahan jumlah kendaraan, angkutan umum yang masih kurang diminati, dan masalah-masalah umum lainnya. Mereka tampak antusias. Setelah video selesai diputar, mereka diminta untuk mencari ide untuk solusi atas permasalahan yang baru saja mereka lihat.

Tujuh anak itu dibagi ke dalam dua tim. Mereka berdiskusi dengan tim masing-masing untuk menentukan project solutif guna mengatasi kemacetan Jakarta. Project yang mereka gagas harus lengkap dengan alasan dan manfaatnya. Merekapun berdiskusi dengan suara lirih.

Selesai berdiskusi, kedua tim memaparkan ide mereka. Nova dan timnya berinisiatif untuk menggusur gedung-gedung perkantoran di Jakarta supaya jalan bisa diperlebar. "Gedung-gedungnya dipindah aja ke daerah lain, biar nggak pada ngumpul di Jakarta semua," jelas Nova. Tim kedua punya ide yang lain lagi. Mawar dan timnya ingin membangun kereta bawah tanah supaya tak perlu menambah lahan. "Biar nggak kena polusi juga, nggak panas," papar Mawar.

Ide-ide yang mereka hasilkan sangat polos, namun menarik. Anak-anak itu mencari ide tanpa memikirkan batasan atas solusi yang mereka dapatkan. Terlebih lagi, mereka pun berani untuk mengungkapkan ide tanpa takut salah. Diskusi ini memang bukan soal seberapa bagus ide yang berhasil diperoleh, tapi soal keberanian berimajinasi dan mengungkapkan gagasan. Tapi kalau kelak gedung-gedung tinggi di Jakarta benar digusur dan Jakarta punya kereta bawah tanah, setidaknya anak-anak itu bisa bilang, itu ide kami.

@dwilestarin

Minggu, 24 Januari 2016

Mendadak Listening Berkedok Nyanyi

"Nyanyi lagu bahasa inggris dong kak," celetuk salah seorang anak ketika saya tanya apa lagi yang ingin mereka lakukan bersama saya. Saat itu saya dan anak-anak Al Andalusia baru saja bermain game logika dan bahasa inggris. Sebenarnya pertanyaan itu adalah pertanyaan andalan ketika saya sudah mulai kehabisan ide untuk bermain, sementara anak-anak itu masih bersemangat.

Saya suka idenya. Bernyanyi lagu asing bisa sekaligus melatih listening. Tapi saya yang tidak terpikir sebelumnya, tidak tahu harus mengajak mereka bernyanyi apa. Untungnya, saya bawa laptop yang menyimpan sedikit kumpulan file musik. Sejenak saya mencari apakah ada lagu mancanegara yang menarik untuk didengarkan dan dinyanyikan sama-sama. Sementara itu anak-anak bersahutan request lagu-lagu yang mereka suka.

"Price tag, Kak,"
"Dear God, Kak,"
"Lagunya Adele, Kak,"
"Lagunya Avril, Kak,"

Saya cukup takjub dengan selera musik mereka; populer dan update. Bahkan ada yang kenal dengan lagunya Avenged Sevenvold yang entah dapat darimana.

Sayangnya, file musik di laptop saya terbatas. Dari sedikit file yang saya punya, saya menemukan lagu Hero yang dinyanyikan Mariah Carey. Beatnya tidak cepat dan liriknya bagus.

"Tau lagu ini nggak?" Tanya saya saat mulai memutar lagu. "Nggaak," jawab mereka serentak. Lagu ini asing buat mereka, tapi mereka tetap mendengarkan. Saat lagunya selesai, saya putar ulang sampai mereka mulai hafal nadanya.

Saat mereka sudah hafal nadanya, satu per satu saya tuliskan lirik lagunya di papantulis. Mereka yang tadinya hanya mengalunkan nada dengan lirik asal-asalan, kini mulai bisa menyanyi mengikuti lirik yang saya tulis. Setelah lancar dengan lirik, saya pun mengajak mereka membahas arti setiap baris liriknya.

"Ini teh buat nyemangatin yg lagi galau," celetuk Kia, salah satu anak. Akhirnya mereka pun tak hanya bisa bernyanyi lagu asing, tp juga paham maknanya. Sesi bernyanyi mengakhiri silarurrahmi saya dengan anak-anak Al Andalusia. Ternyata memang anak-anak ini gemar menyanyi. Sepertinya saya perlu memperbanyak file musik di laptop dengan lagu-lagu asing untuk silaturrahmi berikutnya.

@dwilestarin

Senin, 18 Januari 2016

Pelajaran Pertama dari Al-Andalusia

"Sukaaa," ucap sekumpulan anak perempuan saat saya bertanya apakah mereka suka Bahasa Inggris. Percakapan santai itu terjadi di Hari Minggu saat saya bercengkrama dengan anak-anak Al-Andalusia, Panti Asuhan di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Pagi itu saya tidak melakukan rutinitas untuk bersepeda ke Jalan Sudirman. Sepeda saya kayuh menuju satu rumah besar berhalaman luas tak jauh dari tempat tinggal saya. Sampai disana saya disambut Nova, pengurus organisasi siswa di sana.

Nova langsung mengajak saya ke lantai 2 menuju satu ruang besar yang dialasi karpet dan beberapa rak buku di sekelilingnya. Di salah satu dindingnya terdapat pula papan tulis yang cukup besar. Ruang itu adalah mushola yang digunakan anak-anak Al-Andalusia untuk beribadah, mengaji, dan sekaligus tempat belajar.

Di ruang ini saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak-anak perempuan usia SMA berkulit putih dan berparas lugu. Dari wajah dan cara mereka berbicara, saya bisa menebak kalau anak-anak ini berasal dari Sunda. Anak-anak yang tinggal di Al-Andalusia memang rata-rata berasal dari Jawa Barat seperti Garut, sukabumi, dan Cianjur. Di sini, mereka bersekolah di SMK Al-Andalusia, sekolah kejuruan akuntansi dan agribisnis yang masih dikelola oleh yayasan yang sama dengan panti asuhan mereka.

Karena baru pertama bertemu, hal pertama yang kami lakukan tentunya berkenalan. Karena mereka suka bahasa inggris, saya pun meminta mereka berkenalan dengan Bahasa Inggris. Meskipun diawali dengan sedikit malu-malu, setiap anak pun akhirnya antusias untuk berkenalan satu per satu.

Setelah itu kami pun sharing banyak hal lainnya. Saya mulai berbagi beberapa soal ringan untuk memancing logika dan kreativitas anak-anak. Melihat mereka berantusias dengan apa yang saya berikan, saya pun semakin semangat untuk mengajak mereka berdiskusi lebih luas. 

Meski baru pertama kali bertemu, anak-anak ini dengan cepat akrab dengan saya. Mereka seolah pandai membangun kebersamaan dengan orang baru. Ini pelajaran pertama yang saya dapat dari Al-Andalusia. Mungkin inilah salah satu kelebihan anak-anak yang hidup tidak dengan orang tua. Mereka lebih mandiri dan terbiasa berinteraksi dengan orang lain.
 
@dwilestarin

Sabtu, 16 Januari 2016

Sepedaan di Gili Trawangan

Bersepeda di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam yang menutup senja adalah satu hal menarik yang tak boleh dilewatkan jika berlibur ke Gili Trawangan. Di pulau ini tak ada kendaraan bermotor, hanya ada sepeda dan andong, semacam kereta yang ditarik kuda. Kapan lagi menjelajahi seisi pulau yang selalui ramai di setiap sudutnya tanpa khawatir polusi?

Gili Trawangan adalah salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menjadi destinasi favorit turis asing. Pulau yang terletak di utara Pulau Lombok ini telah dikemas dengan menarik. Di sekeliling pulau terdapat penginapan, resto, dan butik-butik bernuansa paradise yang unik. Malam di pulau ini sangat 'hidup' oleh resto-resto yang menyuguhkan beragam musik. Tak heran, pulau ini tak pernah sepi wisatawan.

Gili Trawangan dikenal pula dengan panorama bawah laut yang indah. Jika menyelam di pulau ini, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan terumbu karang dan ikan yang beragam. Dalam satu rangkaian diving ataupun snorkling, wisatawan akan sekaligus diajak untuk hopping pulau ke Gili Air dan Gili Meno. Kedua pulau ini memiliki pantai yang sangat jernih. Pulau-pulau ini pun menyediakan resto sebagai tempat melepas bagi para wisatawan lelah setelah menyelam.


Jumat, 15 Januari 2016

Filipina: Wisata Nusantara di Negeri Tetangga

Filipina, salah satu negara tetangga di utara Indonesia ini adalah salah satu alternatif destinasi traveling yang menyimpan daya tarik wisata cukup banyak. Seperti hanya Indonesia, Filipina adalah negara kepulauan, sehingga menyimpan beragam wisata alam yang menarik. Terlebih setelah disinggahi, ternyata ada banyak hal lain dari Filipina yang bisa ditemukan di Indonesia.

Indonesia Juga Punya
Tak jauh berbeda dari Jakarta, ibukota Filipina, Manila, ternyata juga dihiasi dengan kemacetan jalan. Tata kotanya kurang rapi dan cenderung alakadarnya. Jika di Jakarta punya kopaja sebagai transportasi umum yang 'kurang terawat', Manila punya Jeepney sebagai angkutan kota yang sama-sama seadanya. Masih soal transportasi, taksi di Indonesia bisa dikatakan lebih terawat dan lebih nyaman dari taksi di Manila. Namun, keduanya sama-sama sudah terintegrasi dengan aplikasi pemesanan taksi yang dapat diakses melalui smartphone, sehingga memudahkan penumpang untuk memesan.

Wisata kota yang disuguhkan Manila adalah bangunan-bangunan bersejarah. Menariknya, destinasi-destinasi di kota ini sama dengan apa yang ditemui di Yogyakarta. Fort Santiago misalnya, bekas beteng pertahanan ini sama halnya Beteng Verdeburg di Yogyakarta. Bahkan, di Manila pun punya kawasan Tugu Nol Kilometer yang tentu saja Indonesia juga punya.

Tak jauh dari Kota Manila terdapat dataran tinggi Tagaytay. Salahsatu daya tarik Tagaytay adalah Sky Ranch, semacam playground yang berada di dataran tinggi dengan pemandangan Danau Taal. Wahana favorit di Sky Ranch adalah bianglala yang dapat memanjakan mata pengunjung dengan melihat pemandangan lebih jelas dari dalam sangkar bianglala. Bagi yang pernah singgah di Batu, Malang, tempat ini sangat persis dengan Batu Night Spectacular.



Laguna dan Goa
Selain Manila, salah satu destinasi favorit Filipina adalah pulau Palawan. Pulau ini terkenal oleh kawasan El-Nido yang menyuguhkan laguna-laguna yang mempesona. Untuk sampai ke Pulau ini diperlukan penerbangan dari Manila menuju Bandara Puerto Princesa, Palawan. Dari bandara masih diperlukan perjalanan darat sekitar 5 jam untuk sampai di El-Nido. Transportasi kesana dapat menggunakan bis umum atau travel.

El-Nido menyediakan banyak hotel dan beragam tempat makan. Suasana malam di kawasan ini sangat hidup oleh turis-turis yang bersantai di berbagai resto dan bar. Pagi harinya, para turis bersiap-siap untuk memulai petualangan dengan kapal menuju berbagai laguna. 

Terdapat banyak agen wisata yang akan menfasilitasi turis untuk mengekspore El-Nido. Untuk satu kali trip dikenakan biaya 1200 peso dan turis akan dibawa berkeliling laguna seharian. Harga tersebut sudah termasuk jamuan seafood sebagai makan siang di pinggir pantai. Dalam satu hari, turis dapat mengunjungi hingga lima destinasi, seperti Small Lagoon, Big Lagoon, Secret Lagoon, Seven Commandos Beach, dan Shimizu Island.

Usai mengeksplore El-Nido, sempatkan untuk mampir ke Underground River yang tak jauh dari kota Puerto Princesa. Underground River adalah sungai yang terdapat di dalam gua. Turis akan diajak mendayung kapal dan menyusuri gua sejauh 3,4 kilometer. Jika sudah pernah berkunjung ke Gua Pindul di Yogyakarta, Undergroundriver ini bisa disebut Gua Pindulnya Filipina. Meskipun begitu, tempat ini dinobatkan sebagai New 7 Wonder in the World.

Tak jauh dari Underground River, terdapat Ugong Rock Adventure yang sayang jika dilewatkan. Tempat wisata ini menyuguhkan pengalaman trekking di goa dengan medan yang menantang ala petualang. Di tempat ini turis dapat pula menguji adrenalin dengan memanjat dinding batu dengan seutas tali dan bermain flying fox.





Menghalau Jenuh di Mangrove Pantai Indah Kapuk

Mendengar kata Pantai Indah Kapuk pasti yang terbesit di kepala adalah kawasan rumah elite yang ada di salah satu sudut kota Jakarta. Tapi siapa sangka di salah satu sudutnya tersimpan kawasan wisata?

Tak jauh dari lokasi perumahan elite Pantai Indah Kapuk terdapat hutan mangrove yang dapat dijadikan alternatif wisata alam bagi warga Jakarta. Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh di rawa atau perairan tepi laut. Meski letaknya di kawasan yang padat, hutan mangrove ini dikemas dengan baik sehingga dapat dijadikan alternatif wisata yang cukup worth it.

Di hutan ini, pengunjung dapat berjalan menyusuri hutan melalui jembatan kayu yang disediakan. Tak hanya itu, tempat ini juga menyediakan

Sabang: Surga Wisata di Ujung Barat Indonesia

Sabang, seperti yang disebut dalam lirik salah satu lagu nasional Indonesia, adalah wilayah yang berada di pulau paling barat Indonesia, Pulau Weh. Sebagai pulau kecil yang dikeliling samudera Hindia, Sabang menyimpan banyak destinasi wisata alam yang mengagumkan. Dan jika cukup cerdas mengatur waktu, Sabang dapat dijelajahi selama akhir pekan saja, sehingga tidak butuh waktu lebih untuk traveling ke pulau ini.

Menuju Sabang
Pulau Weh dapat dijangkau menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Ule-Lheu di Banda Aceh yang akan berlabuh di Pelabuhan Balohan. Ada dua pilihan kapal yang dapat digunakan, yaitu kapal feri biasa dengan lama perjalanan tiga jam, dan kapal cepat dengan waktu perjalanan yang lebih singkat, namun biayanya lebih mahal.
Tak perlu khawatir untuk berwisata sendiri ke pulau ini. Tanpa mengikuti trip dari agen perjalanan pun pengunjung dapat menjelajahi pulau ini dengan mudah. 

Ada beberapa alternatif transportasi yang dapat digunakan sesampainya di Pelabuhan Balohan. Jika ingin traveling hemat, pengunjung dapat menyewa motor dengan biaya sewa per hari sekitar 100 hingga 150 ribu rupiah. Sinyal di pulau ini cukup baik, sehingga dengan bermodal GPS dari smartphone, wisatawan dapat menjangkau lokasi wisata tanpa bantuan guide. Namun jika takut tersesat atau masuk angin, dapat pula menyewa mobil beserta sopir dengan kisaran harga 600 ribu per hari.


Iboih: Surganya diving
Pantai Iboih adalah salah satu destinasi wajib terletak di terletak di Pulau Weh sebelah barat. Jika berkunjung ke pantai ini pastikan membawa perlengkapan berenang dan baju ganti karena pantai ini adalah surganya diving dan snorkeling. Berdekatan dengan pantai ini terdapat pulau kecil yang bernama Pulau Rubiah. Pulau inilah yang membuat Pantai Iboih tidak bergelombang, sehingga sangat pas untuk diving.

Kawasan Iboih menyuguhkan surga tersendiri bagi para pengunjungnya. Di kawasan ini, banyak bungalow-bungalow yang langsung berhadapan dengan laut. Sangat disarankan bagi para wisatawan untuk meluangkan waktu menginap setidaknya satu malam di kawasan ini. Ketika membuka pintu kamar di pagi hari, mata langsung disuguhi dengan suasana laut tenang dengan warna hijau yang sangat jernih.

Kawasan Pantai Iboih dekat dengan tugu nolkilometer Indonesia. Tugu ini seolah sudah menjadi icon di Sabang. Layaknya tugu-tugu di wilayah lain, di tempat ini yang bisa dilakukan hanya berfoto di tugu sebagai bukti bahwa pernah menginjakkan kaki di Pulau Weh. Selebihnya, wisatawan dapat sejenak menikmati pemandangan laut dari atas tebing sembari menikmati kelapa muda sebelum kemudian melanjutkan perjalanan.




Sumur Tiga: Pantai untuk bersantai
Selain Iboih, destinasi favorit lain di Sabang adalah Pantai Sumur Tiga yang terletak di sisi lain Pulau Weh. Kawasan pantai ini dekat dengan kota sabang. Berbeda dengan Pantai Iboih, kawasan Pantai Sumur Tiga berombak dan memiliki pesisir pantai yang luas. Meski banyak juga yang melakukan snorkeling di kawasan ini, pantai ini tidak senyaman Iboih untuk kegiatan itu. Ombaknya yang cukup besar dan pasir putihnya yang bersih menjadikan pantai ini cocok untuk dinikmati keindahannya. Tak heran, di kawasan ini penginapan yang berada di pinggir pantai dikemas dengan lebih cantik dan menarik. Kawasan ini sangat pas bila dinikmati dengan bersantai di resto tepi pantai.

Selain Pantai Sumur Tiga terdapat beberapa tempat lain yang dapat dikunjungi, seperti beteng belanda, Pantai Anoi Hitam, dan kawasan-kawasan souvenir. Letaknya berdekatan satu sama lain. Selain itu, terdapat pula kuliner unik Kota Sabang yang wajib dicicipi, yaitu sate gurita. Sate ini dapat ditemukan di pusat kuliner Kota Sabang. Dipadu dengan sajian kopi panas, sajian sate gurita sangat pas menikmati malam di Sabang. 

@dwilestarin


Minggu, 10 Januari 2016

Menjajal Paralayang di Bukit Parangtritis

Indonesia punya banyak destinasi wisata yang menyuguhkan aktivitas menantang seperti paralayang, dan Jogjakarta adalah kota sejuta wisata yang ada di salah satu listnya.

Terbang di Atas Tebing dan Laut
Jika paralayang pada umumnya berlokasi di gunung dengan pemandangan kebun teh dan pepohonan, Jogja menawarkan pemandangan lain yang lebih menarik sekaligus menantang. Berlokasi di kawasan Pantai Parangtritis, paralayang di tempat ini akan mengajak wisatawan untuk menikmati hamparan laut dan tebing yang menawan.

Take off paralayang dilakukan di bukit paralayang. Tempat ini berada di penghujung jalan parangtritis yang akan menggiring kendaraan menanjak menuju tebing. Cukup mengikuti petunjuk arah yang terdapat di sisi jalan, wisatawan dapat dengan mudah sampai ke lokasi paralayang.

Bermain paralayang diperlukan keahlian khusus. Untuk itu, olah raga ini dilakukan secara tandem bersama dengan seorang pilot yang sudah ahli dan tersertifikasi dalam bermain paralayang. Pilotlah yang akan mengendalikan parasut selama terbang. Tugas penumpang cukup menikmati pemandangan dan mendokumentasikan pengalaman terbang.

Yang Paling Menantang
Jika angin bersahabat, take off dapat dilakukan dengan mudah. Cukup dengan mengembangkan parasut kemudian pilot bersama penumpangnya berlari menarik parasut supaya tertiup angin. Take off adalah saat-saat paling menantang adrenalin karena pada posisi ini pilot dan penumpang berlari hingga ujung tebing yang seolah-olah akan terjun ke jurang. Dan ketika kaki sudah kehabisan pijakan, tubuh terangkat ke atas dan yak, terbang!

Dari ketinggian, wisatawan dapat menikmati laut selatan Jogja yang terbentang luas dan dihiasi garis-garis ombak. Selain itu mata pun disegarkan dengan hijaunya pohon-pohon di sepanjang tebing yang memagari pantai. Terlihat pula kuda-kuda yang berlari menarik 'andong' di pinggir pantai. Menakjubkan!

Setelah kurang lebih 15 menit, parasut diarahkan turun menuju pantai parangtritis untuk mendarat. Proses mendarat pun tak kalah menantang, karena tubuh seolah bersiap jatuh ke tanah dari ketinggian. Namun karena lokasi mendarat berada di pantai, tubuh akan tertahan oleh pasir pantai yang lunak.

Untuk sekali terbang, wisatawan perlu mengeluarkan tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Jika ingin mencoba olahraga ini, datanglah ke Parangtritis di bulan Desember hingga Maret, karena angin yang baik hanya ada di bulan-bulan tersebut. Untuk bulan lainnya, paralayang berpindah di nglipar, Gunung Kidul, atau kebuh teh Kemuning di Karanganyar.

@dwilestarin

Berlatih Memanah Biar Fokus Terasah

Bingung dengan alternatif aktivitas di akhir pekan yang bisa dilakukan di Ibu Kota supaya tidak melulu terdampar di Mall? Cobalah merapat ke Senayan dan berlatih memanah.

Jakarta Archery Club
Memanah atau Archery adalah salah satu cabang olah raga yang menguji konsistensi dan fokus pemainnya. Di Jakarta, kegiatan memanah dikelola oleh Jakarta Archery Club yang bermarkas di Senayan. Club ini menfasilitasi siapa saja yang ingin menjajal olah raga memanah untuk sekedar coba-coba. Dengan membayar seratus ribu rupiah, pemain dapat berlatih memanah selama dua jam dengan segala fasilitas memanah yang sudah disediakan.

Sepele tapi Tak Mudah
Meskipun terlihat sepele, olah raga memanah ternyata tidak sesimple menarik busur panah. Olah raga ini memiliki dasar-dasar yang harus diperhatikan, seperti posisi tubuh, posisi tangan, dan tata cara membidik. Di awal permainan, pemain akan mendapatkan briefing singkat dari instruktur tentang tata cara bermain. Kemudian, setiap pemain akan diberikan lima buah anak panah yang dapat digunakan untuk satu ronde permainan. Selama bermain, pemain harus patuh pada perintah instruktur kapan sesi memanah dan kapan sesi mengambil anak panah dari sasaran. 

Bagi pemula, hal pertama yang perlu dikuasai bukanlah ketepatan membidik sasaran, namun konsistensi bidikan. Jika titik bidik dan posisi tangan konsisten, tembakan anak panah akan mengumpul pada satu lokasi yang sama meskipun tidak presisi. Setelah mampu konsisten, baru kemudian memperbaiki bidikan supaya tertuju pada titik yang benar.

Berlatih memanah memang bukan olah raga yang dapat dipelajari dengan instan. Namun tak ada salahnya jika aktivitas ini dilakukan sebagai alternatif kegiatan di akhir pekan. Jika tertarik untuk menekuni olah raga ini, Jakarta Archery Club menyediakan School Program. Dengan program sekolah ini, pemain akan dibimbing secara lebih intensif untuk mengasah ketrampilan memanah dan dapat berpartisipasi di ajang kompetisi memanah.

@dwilestarin

Pesta Ikan Di Pulau Harapan

Di sebelah utara Jakarta ada banyak gugusan pulau kecil yang disebut Kepulauan Seribu. Kepulauan yang masih jadi bagian dari wilayah administrasi DKI ini kerap jadi destinasi alternatif bagi wisatawan ibukota yang tak ingin liburan jauh-jauh. Cukup dengan menyeberang dari dermaga Angke Jakarta Utara selama kurang lebih tiga jam, wisatawan dapat berjumpa dengan ikan-ikan cantik di laut yang jernih.

Salah satu pulau yang jadi destinasi favorit bagi para wisatawan adalah Pulau Harapan. Di Pulau Harapan banyak tersedia homestay, penyewaan kapal, dan berbagai peralatan menyelam untuk melihat surga bawah laut. Pulau ini layaknya hub untuk menuju pulau-pulau lain yang lebih menarik.

Salah satu spot yang cukup menggoda adalah Pulau Bidadari. Selain pantainya yang cantik, air lautnya tergolong sangat jernih. Selain itu, makhluk-makhluk di bawah lautnya pun sangat beragam.

Selepas berjelajah ke pulau-pulau kecil, wisatawan umumnya kembali ke Pulau Harapan dan melepas malam bersama ikan bakar. Malam di pulau ini sangat ramai oleh penduduk setempat yang menjajakan beragam makanan. Ditambah anak-anak kecil yang riuh bermain di tanah lapang, semakin menyemarakkan Pulau Harapan.

@kusdwilestarin