Halaman

Senin, 04 April 2016

Peduli Tak Harus ke Ujung Negeri

Sabtu pagi, anak-anak salah satu panti Asuhan di Jakarta Selatan berkumpul untuk belajar Bahasa Inggris. Kia adalah salah satu anak yang cukup bersemangat dibandingkan teman-temannya yang lain. Ketika teman-temannya mengelak untuk mencoba bermain game bahasa Inggris karena kurang percaya diri dan malu, anak kelas 1 SMK ini justru mengajukan diri dengan senang hati. Dia cukup percaya diri dan aktif meskipun usianya lebih muda dari teman-temannya yang duduk di bangku setingkat lebih tinggi.

Pada salah satu sesi permainan, Kia dan teman-temannya diminta berpasangan untuk mendeskripsikan dan menebak suatu kata yang tertulis pada kartu berwarna merah. Dalam kartu itu tertulis nama-nama pulau besar di Indonesia. Setiap anak harus mendeskripsikan pulau yang dimaksud dengan bahasa Inggris supaya pasangannya bisa menebak pulau yang dimaksud. Mereka bisa mengimajinasikan peta Indonesia kemudian mendeskripsikan letak pulau dari pulau di sekelilingnya.

Seperti yang sudah-sudah, Kia antusias untuk menjadi yang pertama menjajal permainan ini. Dia memilih untuk memberikan clue untuk ditebak oleh partnernya. Ada banyak kartu yang dapat dipilih dan masing bertuliskan beragam nama pulau yang berbeda-beda. Kia pun mengambil salah satu kartu. Dia mendapatkan kata 'Bali'. Kia harus menjelaskan segala hal yang terkait dengan pulau dewata ini supaya temannya bisa menebak dengan benar, entah dengan letaknya yang berada di sebelah timur pulau jawa, atau mungkin dengan menyebutkan budaya tarian khas yang sudah sangat terkenal. Ini mudah, seharusnya.

Namun Kia yang biasanya langsung aktif tidak juga segera memulai percakapannya. Dia tersenyum kemudian menggelengkan kepala. Kia pun dituntun untuk mendeskripsikan letak pulau yang dimaksud dari pulau jawa. Namun dia masih menggeleng. "Nggak tau," ucapnya. Dirinya tidak tahu letak Pulau Bali yang sedemikian terkenalnya. Anak ini mendapatkan Pulau Bali yang hanya bertetangga dengan Pulau Jawa saja sangat kesulitan. Terbayang bukan bagaimana peliknya mendeskripsikan pulau-pulau lain yang lebih jauh dari jawa?

Tanpa bermaksud mengumbar kekurangan pada anak, kesulitan anak seaktif Kia tentunya menjadi kesulitan yang sama bagi teman-temannya yang lain. Karena mendeskripsikan berpasangan dirasa berat, permainan dilanjutkan hanya dengan menebak pulau yang dimaksud. Anak-anak diberikan clue terkait letak pulau yang dimaksud di antara pulau lain di Indonesia. Dan benar saja, mereka cukup kesulitan.

Ternyata tidak semua anak sekolah paham dengan baik letak geografis Indonesia. Padahal, mereka sekolah di Ibukota dan sudah setingkat SMA. Sangat miris, mengingat pelajaran geografi sudah diajarkan sejak di bangku Sekolah Dasar. Demikian halnya dengan beban berbahasa Inggris yang membuat permainan yang mereka lakukan semakin pelik.

Melihat kenyataan itu, beban pendidikan di Indonesia ternyata tak hanya pada kondisi geografisnya yang punya banyak pulau terpencil sehingga sulit dapat pendidikan yang berkualitas. Nyatanya, di Ibukota pun pendidikannya belum cukup. Wilayah pelosok negeri memang butuh uluran tangan ekstra. Namun, kota-kota besar pun tak dapat dikesampingkan. Indonesia butuh dukungan pendidikan di berbagai sudut wilayahnya. Ini berarti, kesempatan membantu anak-anak Indonesia bisa ditemukan dimanapun selama mau peka dan peduli atas keadaan sekitar. Bantu saja dari yang paling dekat, apapun bentuknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar