Halaman

Senin, 11 Februari 2019

Cerita Kopi dari Tanah Bali

Di Bali, kopi tak hanya jadi produk minuman kafe atau oleh-oleh. Di beberapa perkebunan kopi di Pulau Dewata ini, kopi menjadi daya tarik wisata yang cukup digemari.

Kopi selalu jadi komoditas khas di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi ngopi pun selalu ditemui di beragam tempat, mulai dari warkop hingga kafe-kafe modern. Ketika di tempat lain menikmati kopi sekedar mengecap secangkir minuman hitam pekat sambil berbincang, di Bali, menikmati kopi bisa dilakukan sambil berkebun dan belajar proses pengolahan kopi.

Nuansa Tradisional
Di Desa Basangambu, Tampaksiring, Gianyar, lahan perkebunan kopi tumbuh dengan subur. Berlokasi di dataran tinggi, kebun-kebun kopi ini pun menawarkan pemandangan alam yang tak diragukan lagi. Sadar akan besarnya potensi wisatawan di Bali, para pemilik kebun kopi pun menyulap kebunnya menjadi destinasi untuk melepas penat sambil menambah wawasan.

Berkonsep agrowisata, pengunjung yang datang akan dipersilakan untuk memasuki kebun melalui jalan setapak yang asri dan tertata rapi. Di sela - sela tanaman kopi, pengunjung akan menjumpai sangkar-sangkar hewan Luwak yang jadi tokoh penting dalam pengolahan kopi. Di beberapa sudut terdapat pula gubug-gubug yang memajang beragam rempah di tampah, wadah berbentuk lingkaran lebar yang umumnya jadi alat pemindai beras tradisional. Pengunjung seakan dibawa ke dalam kebun bernuansa tradisional.

Proses Pengolahan Kopi
Sambil berkeliling kebun, pengunjung akan diajak melihat proses memberi makan Luwak dengan buah kopi yang telah matang. Tak sembarang buah kopi yang akan dimakan oleh Sang Luwak. Hewan ini hanya memilih buah kopi yang baik untuk dimakan. Buah kopi disukai Luwak karena rasanya yang manis. Luwak hanya mengkonsumsi kulit kopi, sementara bijinya langsung ditelan. Di dalam perut luwak, biji kopi mengalami fermentasi dan kemudian keluar dalam keadaan utuh bersama kotoran luwak.

Biji kopi yang telah dibersihkan dengan air panas kemudian disortir untuk disangrai. Proses sangrai adalah proses utama dari serangkaian pengolahan kopi. Proses inilah yang akan menentukan cita rasa kopi saat diseduh. Butuh waktu hingga 5 jam untuk memasak biji-biji kopi di atas tungku. Pengunjung dapat melihat proses sangrai biji kopi yang masih tradisional ini. Bahkan, pengunjung dapat pula mencoba menyangrai biji kopi di atas tungku sambil berfoto untuk mengabadikan momen.

Setelah puas belajar proses pembuatan kopi, pengunjung akan disuguhi beragam olahan kopi dan cokelat secara cuma-cuma. Ditemani pemandangan yang asri, ngopi di kebun kopi akan jadi pengalaman wisata yang menberi kesan tersendiri.

@kusdwilestarin