Halaman

Minggu, 20 Januari 2019

Ada PR Nggak?

"Assalamualaikum," salam saya saat tiba di depan pintu kamar asrama putri. Beberapa anak sedang tiduran di lantai sambil memegang ponselnya, dan sebagian lain sibuk menyetrika baju. Mendengar suara saya mereka serentak bangun dan bergegas menyalami saya satu per satu. Mereka pun segera mengambil buku-buku mereka dan merapat mengelilingi saya. Kami pun belajar.

Proses panjang
Proses singkat dari saya memasuki kamar mereka hingga kami belajar tadi bukan hal yang instan. Ada perjalanan panjang yang saya lewati untuk membuat anak-anak di salah satu yayasan Yatim di Jakarta itu mau belajar dengan sendirinya.

Sebelumnya, saat saya masuk kamar mereka untuk membantu mereka belajar, tak ada anak yang bergegas menyiapkan buku. Lepas menyalami saya, mereka kembali ke kesibukan masing-masing. Saya sangat maklum, belajar di hari libur bukanlah hal yang menyenangkan. Setelah lima hari sekolah, mereka tentu ingin leluasa mengerjakan pekerjaan rutin mereka seperti mencuci dan menyetrika, atau sekedar istirahat.

Saya pun tak lantas meminta mereka mengambil buku. Saya tak ingin mereka belajar dengan terpaksa. Biasanya, saya hanya duduk di dekat mereka dan mengajak mereka bercerita dulu. Saya menunggu sampai mereka benar-benar selesai dengan pekerjaan mereka. Baru setelah mereka selesai, saya menanyakan pelajaran.

Ide Belajar
Tak mudah mendekati anak-anak belia untuk mengajak mereka belajar di hari libur. Saya pun cari akal untuk bisa membuat mereka tertarik untuk belajar. Suatu hari, saya mengajak mereka pergi ke beberapa museum di Jakarta. Layaknya studi tour, mereka belajar banyak hal menarik dari berbagai museum yang kami kunjungi. Setelah kunjungan, saya kasih mereka PR untuk menulis apa yang mereka dapatkan dari kunjungan ke museum. Mereka pun antusias menulis dengan gaya tulisan masing-masing.Hasilnya, di kunjungan saya berikutnya, sambutan mereka pun jauh lebih baik. Saat saya datang, mereka lebih welcome untuk belajar. Waktu itu, dipikiran mereka mungkin supaya diajak jalan-jalan lagi. Motivasi yang belum lurus memang, namun setidaknya mereka jadi mau belajar.

Tak hanya itu, untuk menjaga mereka tetap semangat belajar, saya juga pernah datang membawa gitar. Kami belajar bahasa Inggris dengan menyanyi lagu mancanegara. Selain memang cukup efektif untuk belajar bahasa, mereka pun antusias untuk bernyanyi. Mereka pun semakin semangat setiap saya datang. Mungkin, dengan harapan supaya bisa belajar nyanyi lagi.

Titik balik
Namun ada satu situasi yang saya rasa jadi titik balik utama anak-anak untuk mau belajar. Waktu itu, saya datang setelah cukup lama tak berkunjung. Tak ada yang bertanya PR, saya pun hanya berbagi cerita dengan salah satu anak yang sudah lulus SMK dan saat itu mengabdi untuk yayasan.

"Ternyata kalau udah nggak sekolah kangen kak mikir pelajaran lagi. Nggak enak ternyata kalau udah nggak mikir (pelajaran). Pengen deh sekolah lagi," ucap anak itu. Anak-anak yang masih sekolah pun turut mendengar dan menyimak. Saya pun menanggapi dengan ucapan santai.

"Nah tuh, dengerin. Yang udah nggak sekolah aja kangen sekolah, kalian bersyukur lho masih sekolah, masih punya PR. Makanya, kalau ada PR dinikmati, dikerjain bareng-bareng. Gimana ada PR ngga?" ucap saya.

Ada kaakk...

Dan sejak itu, setiap saya datang, mereka sadar, mereka mau belajar karena mereka ingin menikmati masa sekolah mereka dengan baik.

@kusdwilestarin

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus