Halaman

Kamis, 25 Juni 2015

Petromat: Lampu Air Garam untuk Nelayan yang Lebih Hemat

Petromat, bukan Petromak. Yang akrab di telinga masyarakat memang Petromak, lampu berbahan bakar minyak tanah yang umumnya digunakan sebagai penerangan di pedesaan. Namun kali ini hadir lampu 'Petromak' generasi baru yang lebih hemat dan efisien, Age Petromat.

Bahan Bakar Air Garam
Seiring dengan perkembangan dunia riset, kini hadir lampu yang dapat menyala hanya dengan air garam. Lampu yang diusung oleh salah satu dosen dari IPB ini berbentuk menyerupai petromak yang sudah sering digunakan masyarakat. Hanya saja, nyala lampunya berasal dari air garam yang direaksikan dengan elektroda.

Konsepnya sederhana, yaitu dengan memanfaatkan reaksi kimia yang terjadi antara air garam dengan batang elektroda seperti yang pernah diajarkan di bangku sekolah. Dari reaksi tersebut dihasilkan arus listrik yang dapat membuat lampu LED menyala dengan terang.

Menyasar Nelayan
Karena hanya membutuhkan air garam dan elektroda, lampu yang belum dipasarkan secara masal ini sedang dipromosikan untuk digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan di laut. Karena air laut mengandung garam, menyalakan lampu ini cukup dengan mengisikan air laut ke dalam lampu tersebut.

Untuk sekali pengisian, Age Petromat dapat bertahan hingga 8 jam. Sedangkan batang elektrodanya dapat bertahan hingga 120 jam atau 3 hari. Dan bila elektroda habis, cukup menggantinya dengan harga yang terjangkau. Selain itu,  Petromat ini didesain dengan reliabilitas yang tinggi, tahan banting dan tahan goncangan. Kelebihan ini sangat mendukung aktivitas nelayan yang tidak lepas dari goncangan gelombang air laut. Terlebih lagi, lampu ini dapat mengapung di laut, sehingga dapat sekaligus digunakan untuk menarik ikan-ikan supaya berkumpul pada sumber cahaya. Menangkap ikan pun menjadi lebih mudah.

Dukungan CSR
Atas semua kelebihan yang ditawarkan produk Petromat, ada harga yang harus dibayar. Memang, produk ini tidak seterjangkau produk-produk yang sudah ada. Satu unit produk Age Petromat dibanderol dengan harga 90 dolar atau sekitar sembilan ratus ribu rupiah. Harga ini tentu cukup sulit dijangkau oleh para nelayan.

Sejauh ini produk Petromat diberikan kepada para nelayan melalui program sosial dari perusahaan-perusahaan. Salah satunya adalah program Bhakti Sosial dalam rangka peringatan Hari Nusantara Nasional. BPH Migas selaku penyelenggara mengajak perusahaan-perusahaan untuk bersama-sama memberikan bantuan lampu Petromat bagi para nelayan. Dengan demikian, nelayan dapat menikmati manfaat lampu generasi baru ini tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal.

6 komentar:

  1. Kalo sistem airlaut jadi listriknya sih dari luar, di Indonesia semacam nerusin risetnya buat diaplikasiin buat penerangan. Kurang tau jg yg pertama nemuin siapa :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Tolong hub saya di 081242672111 atau ke no mana bisa sy hub tks

    BalasHapus
  4. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus